Mohon tunggu...
Iqbal Alfajri
Iqbal Alfajri Mohon Tunggu... Desainer - Filmmaker

Saya adalah seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Renungan 27 Ramadan: Sirah yang Membentuk Identitas Diri Anak

7 April 2024   20:45 Diperbarui: 7 April 2024   20:52 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang tua dapat memanfaatkan sirah sebagai media membentuk identitas anak. (Dok. iStock)

Sirah berasal dari kata sara, yang berarti perjalanan. Sirah lebih sering diidentikkan dengan Sirah Nabawiyah yang berarti perjalanan kehidupan Nabi Muhammad SAW, yakni sejak kelahiran hingga wafatnya.

Sirah dan sejarah memiliki arti yang serupa namun sejarah bersifat lebih umum dan sirah lebih khusus. Sirah berasal dari kata saraha berarti perjalanan hidup sedangkan sejarah berasal dari kata syajarah (syajaratun) bermaksud pohon.

Saat ini kita jarang menemukan  anak-anak  atau remaja yang menyukai pelajaran sejarah. Pelajaran sejarah biasanya disebutkan sebagai mata pelajaran yang membosankan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa di sekolah penyajian sejarah ditampilkan dalam bentuk kronologi yang hanya memuat tanggal, peristiwa, tempat, dan tokoh. Padahal sejara seharusnya bukan sekadar urutan peristiwa. Pemaparan sejarah semata dalam bentuk kronik hanya mengasah kemampuan berpikir yang paling rendah yaitu mengingat.

Salah satu fungsi penting sejarah adalah bisa digunakan untuk membentuk identitas anak. Sejarah yang dipaparkan kepada anak menunjukkan identitas apa yang secara sengaja ingin kita turunkan pada seorang anak.

Sesuai dengan tahap perkembangan anak, sebelum mengasah kognisinya, sejarah bisa kita manfaatkan untuk mengasah emosinya. Penghayatannya mengenai diri dan nilai-nilai yang ia anut dalam menjalani kehidupan.

Pada anak usia 1 sampai 4 tahun kita bisa mulai menceritakan sejarah dirinya dan sejarah keluarganya. Bahwa dia dulu berada dalam perut ibu, bagaimana cerita dia dilahirkan, bagaimana kelucuan-kelucuannya waktu ia masih kecil, bahwa dulu dia belum bisa bicara ayau berjalan, dan lain sebagainya. 

Waktu yang paling pas untuk menceritakan sejarah adalah menjelang tidur. Biasanya menjelang tidur adalah salah satu saat yang paling dekat antara anak dan orang tua. 

Kurang lebih di usia 4 tahun, meskipun masih belum paham betul, anak sudah mulai bisa dikenalkan bahwa ia seorang muslim atau muslimah. Kita bisa sampaikan sejarah mengenai Nabi Adam, bagaimana perilaku malaikat dan iblis, dan bagaimana kemudian Nabi Adam diturunkan ke bumi.

Ana usia 7 tahun ke atas sudah mulai berkembang kemampuan berpikir logisnya. Maka sejarah atau sirah mengenai Nabi dan Rasul serta para sahabatnya bisa mulai dijadikan media untuk diambil hikmahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun