Mohon tunggu...
Iqbal Alfajri
Iqbal Alfajri Mohon Tunggu... Desainer - Filmmaker

Saya adalah seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Renungan 26 Ramadan: Infak sebagai Generator Amal Sholeh

6 April 2024   20:43 Diperbarui: 7 April 2024   17:34 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infak sebagai salah satu generator amal sholeh. (Dok. harakah.id)

Generator amal sholeh sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan harta. Seperti yang disampaikan dalam hadits berikut; Dari Abu Hurairah Ra, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: "Apabila seseorang meninggal maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal. Yaitu kecuali sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak soleh yang mendoakannya (HR. Muslim). 

Di dalam agama kita, ada tiga amal yang akan masih mengalir untuk seorang yang sudah meninggal, yaitu shodaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh. Ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh juga seperti sebuah generator yang terus mencetak amal sholeh. Jadi hal-hal ini harus kita siapkan sebelum meninggal dunia. Tak cukup dengan ibadah fisik saja.

Kita patut meneladani Imam Syafi'i. Beliau hanya berumur 54 tahun. Imam Syafi'i wafat pada tahun 204 H, sekarang sudah lebih seribu dua ratus tahun berlalu. Namun buku dan pendapatnya sampai hari ini tetap menjadi acuan untuk umat Islam. Inilah yang disebut dengan ilmu yang bermanfaat. Namun kita juga tahu bahwa begitu berat untuk dapat berilmu seperti Imam Syafi'i. Jika kita menyadari kelemahan kita akan ilmu maka generator amal sholeh lainnya yang dapat kita usahakan. Yakni sedekah jariyah dan anak-anak yang sholeh.

Setiap orang pasti akan menyesali amal perbuatannya di dunia ketika meninggal. Di dalam Al-Qur'an terdapat dua ayat yang mengandung makna yang hampir sama. Yang pertama dalam QS. Al-Baqarah ayat 254 yang artinya, "Hai orang orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang orang kafir itulah orang orang yang zalim."

Ayat ini memperingatkan orang-orang beriman bahwa ketika meninggal semua orang pasti akan menyesal. Karena di hari itu tidak ada bisnis, tidak ada pertemanan, dan tidak ada pertolongan. Di hari itu manusia menyesali mengapa dia tidak infak dan tidak mengamalkan hartanya. Bagi yang sudah berinfak, juga tetap menyesal mengapa tidak lebih banyak lagi harta yang diinfakkan.

Kalimat yang hampir sama diulangi lagi di QS. Al-Munafiqun ayat 10 , "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata : "Ya Rabb-ku , mengapa Engkau tidak menangguhkan kematian ku sampai waktu yang dekat , yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang orang yang saleh?" 

Dalam ayat ini orang yang menjelang kematiannya akan meminta diberikan tempo sedikit agar dapat bersedekah. Kedua ayat di atas menerangkan keutamaan ibadah dengan harta yang kelak akan menolong manusia ketika telah meninggal dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun