Dalam satu podcast yang sempat viral, seorang politisi dari pulau Bali bernama Wayan Setiawan menyatakan pesan kontroversial, “Hanya satu yang ditakuti koruptor yaitu daging babi. Coba kasih daging babi pasti gak mau. Tapi uang korupsi dia tidak takut.”
Memang suatu kondisi yang paradoks dimana bangsa kita yang berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, tapi masalah korupsinya masih begitu memprihatinkan. Bahkan yang menyedihkan banyak saudara-saudara kita yang muslim ditahan sebagai koruptor.
Ibadah puasa sejatinya membawa banyak pelajaran tentang makanan. Salah satunya adalah apakah kita mampu menjamin setiap makanan yang masuk ke tubuh kita bukan hanya terbebas dari unsur yang haram tapi juga berasal dari rezeki yang halal. Seperti yang disinggung dalam podcast tersebut, masih banyak muslim yang takut makan daging babi yang merupakan unsur makanan yang haram tapi tidak takut untuk membeli makanan dari uang haram hasil korupsi.
Di saat puasa, kita jaga pencernaan kita dari yang halal dan thayyib sejak terbit fajar hingga terbenamnya mentari karena mentaati Allah dan mencintai-Nya. Maka sungguh ia menjadi cermin, bahwa di luar Ramadan kita harus menjaganya dari yang syubhat dan yang haram. Jika selama Ramadan dari yang halal saja kita bisa menjaga perut kita, maka dari yang syubhat dan haram insya Allah kita juga bisa. Maka itulah makna puasa. Itulah takwa dalam maknanya bagi perut kita: berhati-hatilah menjaga makananmu, baik dari unsur yang haram maupun dari hasil pekerjaan yang haram.
Karena sekerat daging yang tumbuh dari barang haram, maka neraka lebih layak baginya. Karena darah yang mengalir dari saripati makanan haram, syaithan mengalir di pembuluh-pembuluhnya. Karena anggota tubuh yang dialirinya akan mudah terresonansi oleh frekuensi kemaksiatan. Tergetar hati bukan oleh asma Allah, tetapi oleh selainnya. Berdesir jantung kita bukan oleh kalimat-kalimat-Nya yang suci mulia, tapi justri oleh segala sesuatu yang menjijikkan dan nista.
Jagalah makananmu, begitu Ramadan berpesan. Karena betapa setiap tetes barang haram akan menjauhkan kita dari Allah. Setiap kerat makanan haram akan menghalangi doa-doa dan komunikasi kita dengan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H