Mohon tunggu...
Iqbal Alfajri
Iqbal Alfajri Mohon Tunggu... Desainer - Filmmaker

Saya adalah seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Renungan 19 Ramadan: Kesederhanaan dalam Islam

30 Maret 2024   14:26 Diperbarui: 30 Maret 2024   14:36 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap muslim harus meneladani Rasulullah Saw untuk hidup sederhana. (Dok. pexels - august de richelieu)

Ibadah puasa Ramadan sejatinya mengajarkan tentang kesederhanaan. Pelajaran termudah adalah dari menu berbuka puasa Rasulullah Saw. Berbeda dengan menu berbuka kebanyakan muslim di Indonesia, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk berbuka dengan beberapa biji kurma atau bila tidak ada cukup dengan air hangat saja.

Bila kita merenungi lebih jauh kehidupan Rasulullah Saw, beliau hidup penuh dengan kebahagiaan kendati penghidupan beliau sangat sederhana dan terbatas. Bukan karena beliau tidak mampu mengumpullkan harta yang banyak, tetapi karena ini sebuah pilihan.

Kesederhanaan tidak berarti meninggalkan kenikmatan yang Allah Swt anugerahkan, kesederhanaan juga sangat berseberangan dengan gaya hidup glamor dan boros. Kesederhanaan berada di antara dua sikap ini, hidup dengan bersahaja tanpa memaksakan sesuatu yang di luar kemampuan.

Sikap sederhana lahir dari beberapa sifat terpuji yang diajarkan oleh Islam. Di antara sifat-sifat itu adalah sifat qana’ah, tawadhu’, dan sabar.

Qana’ah artinya merasa cukup dengan pemberian Allah Swt yang telah ditakdirkan baginya dan tidak berangan-angan pada sesuatu yang tidak dimilikinya. Orang dengan sifat qana’ah akan senantiasa ridha dengan keterbatasan hidup dan hatinya akan tentram

Tawadhu’ atau rendah hati sangat membantu kita untuk bersikap sederhana. Seorang yang tawadhu’ akan senantiasa menghargai orang lain dan tidak membanggakan diri dengan kelebihan yang Allah berikan kepadanya. Ia juga menyadari bahwa di samping kelebihan yang ada padanya, ia pun memiliki banyak kekurangan yang mendorongnya untuk berlaku sederhana.

Sabar berarti menahan diri untuk tidak mengeluhkan kesulitan yang dihadapinya kepada makhluk baik dengan ucapan lisan atau sikap dan perbuatan.Dengan kesabaran seseorang dapat melalui berbagai kesulitan dengan lapang dada.

Kita membutuhkan sikap sederhana dalam segala hal, sebagaimana pepatah yang berbunyi:
“Sebaik-baiknya perkara adalah yang pertengahan”.

Kesimpulannya, sederhana tidak berarti tidak boleh menikmati karunia yang Allah berikan dan berhias dengan apa yang Allah halalkan, tetapi sederhana adalah engkau tidak memaksakan sesuatu yang tidak engkau miliki dan tidak menolak pemberian-Nya. Semoga ibadah Ramadan mendidik kita untuk bersikap sederhana sehingga kebahagiaan dunia dan akhirat dapat kita raih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun