Mohon tunggu...
Iqbal Musyaffa
Iqbal Musyaffa Mohon Tunggu... -

Memulai dunia baru yang lebih bermakna

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak-Anak Zaman Sekarang, Dewasa Sebelum Waktunya

26 Oktober 2010   10:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:05 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Diobok-obok airnya diobok-obok. Ada ikannya kecil-kecil pada mabok"

Dulu ketika masih berusia anak-anak, telinga saya dan teman-teman lain yang seusia masih sangat familiar dengan penggalan lirik lagu di atas. Anak-anak pada masa itu masih hidup dalam suasana ceria anak-anak. Lagu-lagu yang sesuai dengan usia anak masih banyak dan juga mengorbitkan artis cilik penyanyinya. Permainan rakyat pun masih sering pula dimainkan seperti benteng, petak umpet, petak jongkok, dan permainan rakyat lainnya.

Dan kini, ketika saya sudah beranjak dewasa, secara otomatis para penyanyi cilik di zaman saya kanak-kanak pun telah beranjak dewasa pula. Mereka mulai menyanyikan lagu-lagu bernuansa romantisme remaja dan lagu-lagu yang tidak ditujukan untuk segmentasi anak-anak. Ketika ditanya, mereka sudah malu untuk tetap menyanyikan lagu anak-anak karena memang sudah bukan saatnya lagi. Image mereka pun berubah menjadi 'dewasa'.

Disaat inilah saya merasakan sebuah ironi di kalangan anak-anak zaman sekarang. Mereka seakan tidak memiliki 'idola' yang menyanyikan lagu-lagu dari kalangan seusia mereka. Memang ada kontes pencarian bakat di tv untuk mencari idola bagi anak-anak. Namun terasa aneh karena lagu-lagu yang dinyanyikan justru lagu-lagu favorit kakak-kakak mereka. Bukan lagu yang ditujukan untuk kalangan anak-anak. Sehingga tidak aneh kalau anak-anak sekarang lebih hafal lagu D' Massive, Armada, Kangen Band, bahkan lagu yang saat ini banyak diperbincangkan, 'Keong Racun'. Hal ini terjadi pula dengan adik saya yang baru berusia 4 tahun sudah sangat familiar dengan lagu 'Keong Racun' bahkan pernah juga menyanyikan lagu Justin Bieber. Hal ini cukup mengagetkan.

Selain telinga anak-anak sekarang 'terjajah' dengan lagu-lagu untuk remaja dan dewasa, mereka juga semakin meninggalkan dan bahkan tidak mengenal permainan-permainan rakyat. Tangan mereka lebih terbiasa memegang joy stick Play Station dan keyboard komputer di warnet untuk memainkan permainan dalam game online.  Tidak salah memang, namun akan menjadi masalah karena game yang dimainkan adalah game untuk kalangan dewasa seperti perang, poker, dan permainan yang sebenarnya bukan untuk mereka. Banyak yang rela bolos demi bermain play station ataupun game online. Fenomena ini seakan wajar sebagai dampak dari globalisasi dimana perkembangan media tidak dapat dibendung. Anak-anak yang masih duduk di bangku SD pun telah memiliki akun Facebook sendiri dan telah fasih menggunakan fitur-fitur yang ada dalam situs jejaring sosial tersebut. Hal ini dapat memiliki implikasi negatif terhadap anak-anak apabila orang tuanya tidak dapat mengontrol karena kalah canggih dengan anak-anaknya.

Memang terkesan sepele untuk diperhatikan. Dan saya merasa justru apabila terus seperti ini akan menjadi bola salju yang berbahaya bagi mereka, anak kecil yang akan menjadi tunas penerus bangsa. Dengan terbiasa mendengarkan lagu-lagu yang mereka sendiri belum mengerti maksudnya, dan memainkan permainan-permainan yang bukan untuk kalangan anak-anak, hal ini akan berdampak bagi lahirnya generasi penerus dengan masa kanak-kanak yang terjajah dan akan lahir generasi 'dewasa yang kekanak-kanakan', karena ketika kecilnya mereka adalah generasi 'kanak-kanak yang dipaksakan menjadi dewasa'. Disinilah peran orang tua sangat diperlukan untuk mendidik dan membimbing anak-anaknya agar tidak menjadi 'anak-anak yang dewasa sebelum waktunya'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun