"Saya perlu waktu lagi."
"Bodoh, mau selama apalagi? Udah dua bulan kamu mikir. Semakin hari malah kamu semakin menghindar. Kalo mau bilang mau. Kalo nggak ngomong nggak. Kalo kamu bingung itu artinya kamu butuh, Mat."
Rahmat diam. Memandang langit di atas kepalanya dan membayangkan banyak hal. Sukri jengah. Namun, sore itu akhirnya menjadi awal kehidupan Rahmat yang lebih buruk. Menjadi sampah di kampungnya.
*Bersambung
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!