Mohon tunggu...
Iqbal Haris
Iqbal Haris Mohon Tunggu... -

Bernama asli Muhammad Iqbal namun senang menyandang nama ayah yaitu Kharisyanto. Seorang yang belajar menjadi penyalur info, ide, dan gagasan. blog pribadinya: kharisious.blogspot.com fb: Muhammad Iqbal Ibnu Kharisyanto telp: 0896 5253 5325

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UI, Makin Lama Kok Makin Sombong

31 Maret 2012   00:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:14 3716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Maaf, tulisan ini sekedar mengingatkan bahwa kesombongan nantinya berakibat buruk terhadap yang sombong.

Geram. Beberapa perwakilan dari BEM seluruh Indonesia geram terhadap tingkah laku BEM UI yang makin lama makin pongah. Bukan satu dua kali ini ia sombong dan merasa mandiri tapi berulang teman-teman dari UI ini membuat sikap "welcome" kami menjadi menguap.

Beberapa hari terakhir ini apa yang menjadi topik utama di setiap media, baik cetak, elektronik, ataupun media online? Ya, kenaikan BBM dan demo (mahasiswa lebih senang menyebutnya aksi). Dua hal ini adalah sebab-akibat. Tersebab keinginan pemerintah ingin menaikkan harga BBM mengakibatkan demo tergelar di sudut kota di Indonesia, dan yang terbesar tentu saja di depan gedung DPR yang menjadi tempat keputusan naik tidaknya harga BBM.

Berbondong-bondong rombongan aksi dari berbagai kalangan masyarakat menggebrek kantor perwakilan rakyat tersebut. Dari kalangan buruh, kalangan pendukung partai politik, serta tentu saja kalangan mahasiswa. Yang terakhir inilah yang menjadi rombongan saya. Massa aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia, tak terkecuali massa aksi dari UI yang memang menjadi anggota BEM SI.

Massa aksi UI datang terakhir sama seperti aksi-aksi BEM SI sebelumnya. Bahkan, pernah ketika aksi di depan DPR menuntut penolakan pembangunan gedung DPR baru massa aksi dari UI datang ketika aksi akan selesai. Kedatangan massa aksi UI inilah disambut oleh massa aksi dari IPB, ITB, UNJ, UNES, UNSRI, STT Telkom, PNJ, STEI SEBI, dan beberapa kampus lain. Namun, dengan pongah UI memberi jarak. Seolah-olah kami adalah massa aksi tandingan yang akan mengacak-acak aksi mereka. Cukup lama hingga akhirnya mereka akhirnya mereka bergabung dengan kami.

Tingkah pongah ini masih berlanjut. Ketika beberapa dari mereka diminta menjadi bunker (barisan pengaman), satu-persatu dari mereka ditarik untuk tetap berada di dalam barisan mereka. Padahal mereka pun sudah masuk ke dalam barisan massa aksi BEM SI. Inilah yang akhirnya membuat koordinator lapangan aksi BEM SI tegas menyuruh massa aksi dari UI untuk keluar sari barisan hingga akhirnya mereka keluar dan balik duluan.

Sekali lagi maaf. Pasti ada yang tersinggung dengan tulisan ini. Tapi, kami tentu saja butuh penjelasan. Jika ada yang menjadi massa aksi dari UI kemaren silakan beri kami penjelasan terkait tingkah kalian ini. Kami akhirnya menganggap bahwa UI hanya menjadi universitas pop. Hanya menumpang nama dengan bergabung "sebentar" dengan massa aksi, setelah tertangkap oleh kamera pergi sekehendak hati.

Seperti yang saya katakan di awal, beberapa kali BEM SI turun aksi, UI seolah menolak kami menjadi satu barisan dengan mereka. Iya, kami tau bahwa UI menjadi tiga besar universitas terbaik di Indonesia. Akan tetapi, jadi padi dong, yang semakin berisi semakin merunduk.

Silakan komentar di tulisan ini jika tidak setuju. Jika pembaca berada di tkp dan bukan dari UI pasti merasakan kepongahan ini.

*foto-foto bukti bahwa almamater kuning yang ikut dalam massa aksi kami adalah massa aksi dari PNJ gagal di upload.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun