Mohon tunggu...
Muhamad Iqbal
Muhamad Iqbal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Komunikasi

Bukan buzzer

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kegelisahan dalam Menganggur

3 September 2021   12:45 Diperbarui: 3 September 2021   12:49 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menganggur memang menyebalkan, tetapi melihat teman sudah bekerja itu lebih menyebalkan. Kalimat itu mungkin terdengar penuh dengan kedengkian serta rasa iri yang membara, dan memang iya nyatanya. Sebagai mahasiswa yang sedang menunggu waktu wisuda, hari-hari saya lewati dengan berbagai kegusaran dan kebimbangan. 

Saya gusar dengan teman teman saya yang mendapat pekerjaan, kesana-kemari melamar kerja, dan juga obrolan perihal dunia kerja yang bising. Sebenarnya hal tersebut tidak perlu menjadi sesuatu yang digusarkan, dengan saya mulai melamar kerja atau mempersiapkan hal-hal terkait itu maka hidup saya berjalan seperti orang-orang. 

Namun sialnya, itu juga tak kunjung saya lakukan, mengingat akun linkedin saya yang berantakan sudah membuat nyali saya duluan menciut. Bagaimana tidak, teman-teman saya  menghiasi akunya dengan beragam pengalaman yang menakjubkan, penuh prestasi yang membanggakan, dan kalimat deskripsi diri dalam bahasa inggris yang cas cis cus, menjadi semacam pernyataan bahwanya dirinya produktif dunia akhirat selama di bangku kuliah. 

Sebagai platform pencarian kerja tentu normalnya memang seperti itu, tapi tetap saja membuat saya minder dan akhirnya memlilih mengurungkan niat membuka aplikasi tersebut.

Saya juga berpikir ada baiknya jika pada masa masa seperti ini untuk berhenti terlalu sering membuka media sosial. Instastory bergambar screenshot email balasan dari HRD akan bertebaran dimana-mana dengan bergam caption dukungan moril untuk dirinya sendiri. 

Percayalah, apabila anda dalam posisi sedang menganggur ada baiknya konten semacam itu anda hindari, demi kebaikan jiwa anda.  Omong kosong jika orang mengatakan hal tersebut sebagai motivasi dan membuat anda semakin bersemangat sehingga menatap hari depan lebih cerah. Yang ada anda semakin tertekan dan merasa menjadi remah reman energen diantara koko krucnh.

Tak bisa dipungkiri kehidupan selepas kuliah bisa dibilang menyebalkan bagi mahasiswa -- khususnya mahasiswa akhir - , apalagi bagi mereka yang minim pengalaman, prestasi, dan kemampuan. 

Bekerja menjadi semacam keharusan atau kenyataan yang pasti akan tiba dan mau tidak mau ya harus mau. Karena tidak semua orang mempunya keistimewaan untuk kabur dari kenyataan dengan melanjutkan studi kuliahnya. Bekerja, mendapatkan uang, menjalani kehidupan sendiri, menjadi bayang-bayang yang selalu muncul setiap akan tidur.

Sadarr wooyy kalau hidup juga ngga bisa selalu nurutin apa mau kita !!!!!!

Sebagai mahasiswa komunikasi dari perguruan tinggi negeri kehidupan awal perkuliahan dipenuhi dengan mimpi-mimpi fantastis. Mulai dari jadi wartawan yang berhasil mengungkap skandal nasional, penulis buku, sutradara film yang karyanya ngga menye-menye. 

Tapi kalau habis lulus nyatanya jadi karyawan biasa, ya mau gimana lagi? hidup terus berjalan dan keinginan tidak bisa mengalahkan kebutuhan jadi ya cari duit lahhhh buat makan. Untung masih dapet kerjaan ya kan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun