realisme klasik adalah teori hubungan internasional yang diciptakan setelah Perang Dunia II untuk menjelaskan bahwa politik internasional adalah produk sifat manusia. Doktrin ini diasosiasikan dengan para pemikir seperti Machiavelli dan Hobbes. Pemikir modern yang terkait dengan realisme klasik adalah Hans Morgenthau dan Carl von Clausewitz. Neorealisme menggantikan pemikiran klasik ketika karya Kenneth Waltz diterima secara luas. Kenneth Waltz menegaskan bahwa rasionalitas lebih penting daripada sifat manusia sebagai penyebab konflik politik. Hans Morgenthau menulis dalam bukunya Politics Among Nations (1948) bahwa "politik diatur oleh hukum rasional sifat manusia." Sifat manusia itu lemah, sehingga konflik muncul sebagai akibat wajar dari perebutan kekuasaan antar bangsa. Morgenthau berpendapat bahwa karena politik diatur oleh konsep sifat manusia, maka teori hubungan internasional dapat dikembangkan dengan mengonsep saya sebagai politisi yang bertanggung jawab untuk memprediksi keputusan politik di masa depan.
teori realisme inilah yang menjadi dasar invasi Rusia ke Ukraina. Dengan menginginkan Ukraina bergabung dengan NATO, kami bermaksud menciptakan keseimbangan kekuatan antara kedua negara. Namun, Rusia melihat hal tersebut sebagai ancaman dan menilai kekuatan Ukraina pasca bergabung dengan NATO dapat membahayakan negaranya. Tindakan Rusia juga menimbulkan masalah keamanan bagi Ukraina, karena Rusia juga memiliki perjanjian keamanan dengan NATO, CSTO, yang bukan merupakan bagian dari Ukraina. Ketika Ukraina ingin bergabung dengan UE dan NATO, kepentingan nasional Rusia terganggu. Rusia juga mempunyai masalah keamanan ketika warga sipil di Donbass terkena serangan di Ukraina bagian barat dan Ukraina bagian timur. Inilah alasan utama mengapa Presiden Vladimir Putin melancarkan "operasi militer" di bagian timur Ukraina. Kepemimpinan Amerika Serikat dan Uni Eropa di Eropa Timur juga menjadi alasan utama Rusia menggunakan kekuatan militernya untuk mengancam Sekutu. Terlihat bahwa AS dan UE memberikan dukungan yang berbeda kepada Ukraina sebelum dan sesudah serangan tersebut. Awalnya, AS dan UE terang-terangan ingin mengajak Ukraina bergabung dengan NATO dan UE. Namun pasca serangan tersebut, AS dan UE berpikir dua kali sebelum mengajak Ukraina bergabung dengan NATO. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas hegemonik Amerika Serikat kini menghadapi tantangan baru dari Rusia.
NEO REALISME
Neorealisme atau realisme struktural merupakan teori hubungan internasional yang dikembangkan oleh Kenneth Waltz pada tahun 1979 dalam bukunya Theory of International Politics. Waltz menganjurkan pendekatan sistemik, yaitu bahwa arsitektur internasional bertindak sebagai rem terhadap perilaku negara, karena hanya negara yang kebijakannya sesuai dengan batasan yang diharapkan dapat bertahan. Proses ini mirip dengan model mikroekonomi di mana perusahaan menetapkan harga dan kuantitas berdasarkan kondisi pasar.
DEFENSIF NEO REALISME
Invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2014 dapat dilihat dari sudut pandang neorealisme defensif. Teori neorealisme menekankan bahwa negara bertindak untuk menjaga keamanannya di tengah kekacauan sistem internasional. Dalam konteks ini, invasi Rusia ke Ukraina dapat dilihat sebagai upaya menjaga keamanan nasional Rusia di wilayah perbatasan yang dianggap sebagai ancaman oleh negara-negara Barat.
OFFENSIF NEO REALISME
Kebijakan agresif Rusia dapat dijelaskan dari sudut pandang neorealisme ofensif, sebagaimana yang dilakukan Rusia untuk memperluas pengaruhnya di kawasan perbatasan dan memperkuat posisinya di Eropa Timur. Namun kita tidak boleh lupa bahwa konsep neorealisme tidak selalu dapat digunakan untuk menjelaskan apapun tentang negara. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku negara, seperti faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian mendalam untuk memahami perilaku negara dalam perspektif hubungan internasional. Dari sumber yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2014 sebaiknya dilihat dari sudut pandang teori neorealisme defensif, karena upaya Rusia untuk menjaga keamanannya di kawasan perbatasan dianggap lemah. dari negara-negara Barat. Namun beberapa sumber juga menyebut invasi tersebut dari sudut pandang neorealisme agresif, seperti yang dilakukan Rusia untuk memperluas pengaruhnya di kawasan perbatasan dan meningkatkan posisinya di kawasan Eropa Timur.
sumber: http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Teori-Hubungan-Internasional_26464_p2k-unkris.html
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Neorealisme_(hubungan_internasional)