Mohon tunggu...
Iqbaal Ramadhan
Iqbaal Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - Mohamad Iqbal Ramadhan

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Studi Pembangunan 2017 Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Pandemi Covid-19 dan Resahnya Agen Ekonomi

6 April 2020   13:12 Diperbarui: 6 April 2020   13:16 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Bank Indonesia

Masuknya Corona Virus Disease (COVID-19) di Indonesia pertama kali saat presiden Joko Widodo menggelar Konsferensi pers dengan pernyataan bahwa dua warga negara Indonesia yang saat ini positif terinfeksi virus Covid-19 , hal ini membuat pasar langsung bereaksi dengan sentiment tersebut, hingga saat ini ketidakpastian ekonomi global akibat pandemic ini menyebabkan psikologis pasar terganggu.

Agen agen ekonomi katakanlah investor mulai menarik asset dan mengalihkannya ke portofolio yang dianggap aman yang biasa dikenal dengan safe haven yang kemudian psikologi semacam ini membuat pasar keuangan tertekan yang berdampak pada tingginya volatilitas nilai nukar rupiah terhadap dollar AS, saat ini rupiah merosot tajam di angka 16.571.50 per dollar AS, Hal ini benar benar menjadi perhatian setiap negara untuk menjaga fundamental perekonomiannya dengan berbagai kebijakan baik moneter ataupun fiskal agar tidak terjerembab kedalam krisis yang berkelanjutan akibat volatilitas nilai tukar di tengah pandemic covid-19,

Sebab ketidakmampuan negara dalam menjaga fundamental perekonomian ini dapat berdampak pada kestabilan ekonomi makro. Salah satu indikator ekonomi makro yang sensitif terhadap gejolak eksternal seperti pandemic ini adalah nilai tukar mata uang (kurs mata uang). Nilai tukar mata uang mencerminkan kekuatan perekonomian sebagai akibat dari penetrasi dan efek dari ketidakpastian perekonomian global. Semakin stabil nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain, semakin menunjukkan kekuatan fundamental perekonomian negara tersebut (Mukhlis Imam, 2011).

Pergerakan nilai tukar mata uang akan sangat berpengaruh terhadap  neraca pembayaran (balance payment) dan stabilitas perekonomian secara makro. Sebagai contoh dampak wabah ini ialah disektor riil yang masih menggantungkan kebutuhan bahan bakunya melalui impor, tingginya volatilitas tentu akan memberatkan industri dalam hal kebutuhan produksinya yang akan berdampak pada minimalnya margin yang didapat oleh industri tersebut. 

Dalam jangka panjang hal ini akan berdampak pada ketidakmampuan industri dalam menutupi biaya operasionalnya sehingga pada akhirnya berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masif, semakin lama pandemic ini ditangani tentu akan sangat berdampak pada kestabilan ekonomi makro. Belum lagi masalah hutang dalam bentuk Dollar AS yang dimiliki sektor riil yang memiliki dampak mirip dengan yang telah disebutkan.

Tingginya Volatilitas kurs rupiah mempengaruhi seluruh keputusan agen ekonomi (konsumen, produsen, investor dll). Penelitian dari Baldwin dan Meir (1989) menyatakan bahwa adanya volatilitas tidak serta merta membuat agen ekonomi memutuskan apakah ia akan tetap dipasar atau keluar, katakanlah investor dimana ia akan menunggu saat yang tepat dimana marjin keuntungan yang diperolehnya belum pada kondisi negatif (rugi). 

Dalam laporan Gubernur Bank Indonesia aset portofolio yang dilepas oleh investor akibat sentiment wabah ini masih mengendap di Bank Indonesia, para pemilik asset menunggu momentum untuk kembali menanamkan asetnya kembali. Jika meminjam istilah dari Baldwin dan Krugman bahwa pada kondisi terjadinya volatilitas tersebut, terdapat hubungan asimetris antara nilai tukar yang trigger entry and exit into the export market. keputusan agen ekonomi tersebut yang saat ini membuat hampir semua pasar saham dan keuangan di seluruh dunia anjlok beberapa minggu ini.

Ketidakpastian global akibat pandemic ini dalam jangka panjang membuat banyak peneliti memperkirakan bahwa dunia sedang dalam bayang bayang resesi, ketidakpastian membuat perekonomian dalam negeri ikut terrguncang hingga saat ini sebagaimana dijelaskan diatas dkhawatirkan pada ketidakstabilan perekonomian baik dari sisi mikro maupun makro. 

Hingga saat ini banyak yang mempercayai bahwa pemulihan akibat ketidak pastian ini ialah dengan penanganan yang cepat akan pandemic virus corona ini dengan berbagai scenario mitigasi yang diterapkan sembari disisi lain menjaga confident pasar keuangan melalui instrumen kebijakan moneter dan juga instrument kebijakan fiscal dalam penanganannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun