Mohon tunggu...
Muh. Iqbal AM
Muh. Iqbal AM Mohon Tunggu... Jurnalis - Muhammad Iqbal Amiruddin

Membaca, menulis, menjelajah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

It's Okay, It's Love

6 Januari 2020   05:45 Diperbarui: 6 Januari 2020   05:45 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa sadar, kita sering mengorbankan sesuatu yang berharga, untuk mendapatkan yang kita anggap lebih berharga. Padahal, terkadang anggapan kita keliru. Dan berakhir pada penyesalan. But don't worry, it's okay, it's love.

Ketika kita memiliki sesuatu, kita selalu berharap agar sesuatu itu lebih baik lagi di waktu mendatang. Saat tak lagi kita dapati sesuatu yang kita anggap baik dan inginkan itu, kebosanan mulai menggerogoti isi kepala dan dada. It's okay, it's love.

Membahas cinta, selalu saja menjadi topik yang sangat menarik untuk dibincang. Untuk semua kalangan, anak-anak hingga lansia. Tetapi dengan pahaman dan kadar yang beda.

Bayi, memahami cinta sebagai bentuk kasih seorang ibu yang mengasuhnya. Anak-anak, memahami cinta sebagai perhatian orangtua dan teman sebaya kepadanya. Remaja, memahami cinta sebagai sebuah status kepemilikan antar lawan jenis. Dewasa, memahami cinta sebagai komitmen. Di usia lanjut, cinta adalah bentuk kepedulian dalam keadaan apapun.

Ah, cinta. Selalu menjadi santapan bagi siapa saja. Kita bisa menikmatinya kala bahagia, juga berduka. Karena cinta menjadi sebab akibat akan semuanya.

Dalam perjalanan hidup, kita akan dihadapkan pada proses pembelajaran cinta. Pahaman kita terhadap cinta akan senantiasa mengalami perubahan, seiring berjalannya waktu.

Mungkin, hari ini kita menganggap cinta itu bahagia, karena dengan hadirnya dia yang kita sayangi, terasa semuanya indah. Saat ini kita menganggap cinta itu luka, karena sedang dicampakkan oleh pemilik hati. Mungkin juga kita menganggap cinta itu ilusi, karena melihat para budak cinta yang dilenakan dunianya karena sesuatu yang disebut cinta. Tentu, banyak perspektif. Dan itu akan berubah selama kita masih di dunia. It's okay, it's love.

Lalu, bagaimana cinta sebenarnya?

Perihal kebenaran, hanya Tuhan yang tahu. Tetapi, cinta berkenaan soal rasa. Tak ada benar-benar benar soal cinta, meskipun yang berpendapat adalah ahli filsafat cinta.

Sama seperti ketika ditanya, buah apa yang paling enak? Mungkin anda menjawab apel. Orang lain belum tentu sama, ada yang menjawab pisang barangkali, jeruk, anggur, durian, rambutan, salak. Lalu mana yang paling enak? Jawabannya tak bisa ditentukan dengan indikator yang sama, karena enak adalah soal selera, soal rasa.

Cinta, pun demikian. Belajarlah cinta, mencintai, dicintai dan saling mencintai dengan arif. Apapun dan bagaimanapun definisi cinta itu, selama itu baik, let's do it. Cause, it's okay, it's love.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun