Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Dwiyanto
Muhammad Iqbal Dwiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - WELCOME TO OUR KOMPASIANA BLOG

Muhammad Iqbal Dwiyanto Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Money

Kondisi Perekonomian di Indonesia Saat Ini

4 Juli 2021   17:59 Diperbarui: 4 Juli 2021   18:09 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurs Rupiah memberikan pergerakan positif dalam sepekan terakhir ini. Bahkan, pada tanggal 5 Juni 2020 lalu, rupiah menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah menyentuh Rp 13.885 per dolar AS. Bisa dibilang, Rupiah menguat 1,49%. Level tersebut merupakan level tertinggi Rupiah sejak 24 Februari 2020 lalu. Hal ini bisa berarti pasar mulai percaya terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Akibatnya, aliran modal asing meningkat. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dinilai memperlambat kegiatan perekonomian. Namun, menjelang pembukaan PSBB di berbagai daerah mempengaruhi pergerakan rupiah. Hal ini dapat mendorong produktivitas perekonomian Indonesia. Buktinya, aliran modal asing mulai masuk ke bursa saham dan menguatkan Rupiah. 

Saat ini, pemerintah sedang mengevaluasi data-data ekonomi yang memburuk imbas pandemi COVID-19. Salah satu hal yang paling berimbas adalah tingkat PHK yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia, PHK akibat pandemi Covid-19 di Indonesia mencapai 15 juta orang. Pengangguran dan kemiskinan sangat erat kaitannya. Berdasarkan data Kementerian Keuangan pada Mei 2020 ini, potensi angka kemiskinan dalam skenario berat akan bertambah 1,89 juta orang dengan tambahan 2,92 juta orang pengangguran. Penambahannya makin besar pada skenario sangat berat, yakni hingga 4,86 juta orang miskin dengan 5,23 juta pengangguran. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia diminta untuk mengambil langkah tegas untuk menangani masalah ini. Pemerintah harus mengutamakan tenaga kerja Indonesia untuk semua jenjang pekerjaan. 

Indonesia diprediksi akan dihantam resesi akibat pandemic virus Corona. Seperti yang dilansir Bisnis.com, Piter Abdullah mengatakan bahwa potensi Indonesia mengalami resesi adalah tahun ini. Untuk menghindari hal ini, diperlukan stimulus dari pemerintah supaya menahan kontraksi ekonomi sampai akhir tahun 2020. Namun, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia akan berangsur-angsur pulih pada kuartal III dan kuartal IV. Bank sentral justru memasang target perekonomian RI tumbuh sebesar 2,3% sampai akhir tahun ini. Namun, tentu saja target tersebut dapat berubah. 

Sepanjang kuartal pertama 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi yang masih minus 0,74 persen yoy, atau minus  0,96 persen secara kuartalan. Meski demikian, BPS menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia telah jauh membaik dibanding kuartal-kuartal sebelumnya. Secara yoy pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen, pada kuartal III minus 3,49 persen, dan minus 2,19 persen di kuartal IV. Senior Institutional Marketing Star Asset Management, Kurnia Lestari menilai, membaiknya ekonomi Indonesiasalah satunya lantaran masyarakat mulai merasa aman untuk kembali beraktivitas, khususnya aktivitas perekonomian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun