Filosofi "Nrima ing pandum".
Nrima ing pandum, falsafah jawa ini sangat arif. Frase kalimat ini memang simple, tetapi maknanya luar biasa. Dalam bahasa Indonesia Menerima pemberian dengan rasa syukur. "Nrima ing pandum", ini memiliki makna teologis dalam arti menerima pemberian Tuhan dengan penuh rasa syukur. Apapun pemberiannya, baik itu harta, jabatan, maupun keadaan yang dialami, baik susah maupun senang.
Apapun itu jika disikapi dengan arif tentu ada sesuatu yang baik dibelakangnya. semuanya akan terasa indah dan tidak mengecewakan. Nrima, bukan berarti tidak berusaha, melainkan berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan.Tuhan yang akan mengatur semuanya dan menjadikannya indah. karena rancangan Tuhan adalah rancangan yang indah, bukan rangcangan kecelakaan.
Sikap arif (Nrima ing pandum) sekarang ini sudah pudar di masyarakat. Padahal sikap arif ini memberikan kontribusi yang luar biasa dalam kehidupan masyarakat yang majemuk. Jika orang nrima ing pandum, tentu ia tidak akan mengejar keuntungan pribadi dan merenggut hak orang lain. Filosofi kearifan masyarakat jawa sangat baik, terlebih jika pemerintah dan seluryh lapisan masyarakat Indonesia menerapkannya. Wow, negeri ini akan diliputi damai sejahtera, dan jauh dari korupsi, kolusi nepotisme. Tentu dengan demikian pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya akan terealisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H