Menyimak ajang Piala AFF dari fase penyisihan grup hingga babak semifinal, tak heran memang bila muncul antusiasme yang tinggi dari masyarakat, khususnya para penggemar bola di tanah air terhadap Timnas Indonesia yang ditunjukan dengan beragam cara, baik di dalam stadion yang begitu gemuruh dengan yel-yel saling bersahutan serta euforia kembang api maupun di luar stadion, dimana para pendukung kesebelasan merah putih sampai rela menganter berjam-jam demi tiket di setiap laga Indonesia. Tapi patut disesalkan juga mengenai tindakan yang sudah mengarah pada anarkisme gara-gara masalah tiket belum lama ini.
Dalam ajang Piala AFF yang sebelumnya bernama Piala Tiger, Indonesia belum sekalipun berkesempatan meraih juara dari 7 kali pelaksanaan Piala AFF, namun Indonesia telah 3 kali melenggang ke final, 4 kali termasuk tahun ini. Di final tahun ini, Indonesia akan menghadapi Malaysia, pertandingan yang akan digelar 2 kali, pertama pada laga tandang di Malaysia lalu di tanah air pada laga kandang.
Pada tahun ini muncul optimisme yang berbeda dari banyak kalangan, tidak terkecuali saya pribadi. Tidak mustahil memang bagi Timnas Indonesia untuk menjuarai ajang sepak bola bergengsi se-Asia Tenggara ini. Dilihat dari penampilan Firman Utina dkk yang cukup konsisten dari penyisihan grup hingga berhasil menundukkan Thailand 2-1,lalumenyudahi perlawanan Filiphina 1-0 dalam laga tandang dan ketika laga kandang yang keduanya dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Karno.
Ketika Melawan Filipina
Ketika laga melawan Filipina, Indonesia mendapat ujian berat dantelah mengerahkan segenap kemampuan untuk mengatasi mereka (Filipina) selama 2 kali 90 menit (tandang-kandang), dan itu bukanlah pertandingan yang mudah bagi Indonesia. Pelatih Indonesia, Alfred Rield juga mengiyakannnya.Bahwa Filipina adalah lawan terberat selama pertandingan di Piala AFF tahun ini.
Filipina yang selama di ajang AFF tahun-tahun sebelumnya terkesan biasa-biasa saja,sering menjadi bulan-bulanan (lumbung gol) bagi para lawannya, termasuk Indonesia yang selalu berhasil mengalahkan kesebelasan Filiphina. Kini kesebelasan Filiphina didukung oleh pemain-pemain naturalisasi dari Eropa sana. Filiphina menjelma kesebelasan yang tangguh, terbukti berhasil meredam Singapura dan mempermalukan Vietnam di penyisihan grup. Tetapi mereka berhasil di patahkan oleh kesebelasan Indonesia dengan tren positif, dua kali kemenangan berturut-turut.
Naturalisasi dan Kejutan
Mengenai naturalisasi pemain di ajang AFF, itu wajar-wajar saja akhir-akhir ini. Maksudnya, semenjak zamannya Piala AFF masih bernama Piala Tiger, isu naturalisasi memang sudah santer terdengar bahkan Singapura telah lebih dahulu membuktikan dengan para pemain naturalisasinya mereka berhasil memboyong juara Piala Tiger dan menjelma Tim kuat diajang sepak bola bangsa-bangsa Asia Tenggara itu, yang ketika itu mengalahkan Timnas Indonesia di final, baik kandang maupun tandang. Tidak terkecuali di Piala AFF kini.
Namun yang cukup mencengangkan adalah Tim kuat seperti Sigapura termasuk Thailand yang notabene Tim juara, tak lolos keputaran Final. Mereka terseok-seok di penyisihan grup. Lalu menyusul mantan Juara AFF, Vietnam yang mesti gigit jari, setelah hanya memetik hasil seri di laga kandang saat melawan Malaysia. Malaysia yang sebelumnya sempat unggul 2-0 di depanpubliknya melawan Vietnam, lolos menuju ke final.
Kini absennya mereka (Singapura, Vietnam dan Thailand) di final digantikan oleh kesebelasan yang tidak kalah hebatnya, yaitu Malaysiadan Indonesia. Kedua kesebelasan ini akan bentrok demi gelar juara Piala AFF untuk pertama kalinya bagi kedua Negara. Juara baru akan lahir di ajang Piala AFF.
Indonesia Juara Piala AFF
Timnas kita, Indonesia, sangat berpeluang merebut gelar juara Piala AFF tahun ini. Ini tidak mustahil. Kenapa? Karena dalam laga sebelumya di penyisihan grup, Timnas kita mampu mengalahkan kesebelasan Malaysia dengan skor telak, 5-1. Kemenangan yang luar biasa. Kemenangan yang patut menjadi refleksi sekaligus prediksi pertandingan ketika di final nanti.
Tapi, perlu diwaspadai pada laga pertama yang berlangsung di kandang Malaysia, karena kesebelasan Malaysia akan memaksakan kemenangan, bagaimanapun caranya, seperti mereka mengalahkan Vietnam di laga semifinal pertama (saat pertandingan kandang). Mereka akan bermain semaksimal mungkin di hadapan publiknya sendiri. Malaysia tentu tidak ingin kejadian serupa (kekalahan 5-1) berlangsung untuk kali kedua nanti di Gelora Bung Karno, pada laga tandangnya ke Indonesia. Malaysia akan mati-matian mencetak kemenangan.
Untuk itu sudah sepatutnya Timnas Indonesia dituntuttidak boleh lengah, seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya. Bagi Timnas Indonesia, dengan memeragakan kolektifitas seperti laga sebelum-sebelumnya, semangat juang tinggi serta tetap menjaga konsentrasi hingga peluit akhir ditiupkan, Timnas Indonesia berpeluang besar mampu meredam Malaysia yang kini sedang on fire (setelah mampu menahan Vietnam yang merupakan Tim kuat di ajang AFF). Bahkan menjadi juara Piala AFF bukanlah sekedar angan-angan lagi untuk Timnas kita.
Kini Timnas Indonesia berada pada momentum yang tepat untuk mempersembahkan gelar juara untukbangsa ini, baik para pendukung, penikmat dan penggemar bola tanah air. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Mari kita dukung Timnas Indonesia. Teruskan perjuangan merah-putih di Piala AFF. Maju terus Firman Utina dkk.
I Putu Gede Pradipta, tinggal di Denpasar-Bali. Terobsesi dengan sepak bola ketika SMA. Beralamat di, putugedepradipta@yahoo.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H