Mohon tunggu...
Anne Julinda
Anne Julinda Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis, menghidupkan jiwa yang mati

Tuhan bilang, tanpa rasa pahit kopi belum sempurna. Pun kehidupan. Pahit bukan pilihan, karena manis lebih menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Kopi

7 September 2020   21:20 Diperbarui: 7 September 2020   21:39 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup telah berubah menjadi pertunjukkan

Setiap orang adalah selebrita

tua muda, miskin kaya

Menjual kehidupannya untuk dikenal dan terkenal

Kopi dan cangkir sering menjadi umpama,

Meski mereka tak pernah ingin diumpamakan

Tapi mereka adalah bagian dari pertunjukkan yang laku dijual

tanpa pernah ditanya apa mereka bersedia 

Suatu hari nanti pertunjukkan akan selesai

Dan yang tersisa tinggal sajak sajak kopi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun