Setelah obrolan itu, mereka mencuci piring bareng dan bergegas ke kamarnya masing-masing untuk istirahat, kamar yang hanya berisis ranjang single dengan beberapa tumpukan kardus tempat baju dan barang-barang. Mereka berdua hidup dengan kesederhanaan, namun penuh kebahagian karena mereka selalu mensyukuri apapun itu yang mereka dapat. Ranti tidak langsung beristirahat, dia memikirkan ucapan ibunya. Dia langsung mencari-cari informasi mengenai ucapan ibunya, "mungkin yang ibu maksud jalur SNMPTN," ucapnya sangat lirih. Dengan bermodalkan Handphone Android merek Mito yang diikat karet karena baterainya sudah melembung, dia mencari informasi mengenai cara-cara untuk masuk jalur SNMPTN dan ternyata itu diisi oleh pihak sekolah.
Ranti baru ingat kemarin dia diberikan formulir oleh wali kelasnya untuk memilih universitas tujuannya, akhirnya formulir itu pun langsung diisi. Namun, tidak sampai di situ, dia pun mencari cara lain karena takut tidak bisa bersaing dengan banyak siswa apalagi dia hanya perigkat 5. Akhirnya Ranti menemukan seleksi SBMPTN sebagai seleksi tes atau ujian jika tidak lulus di jalur SNMPTN, dan ada banyak soal yang nantinya harus dia kerjakan. Ranti mencoba mengerjakan soal-soal bayangan itu yang hampir 200 soal lebih dan semua berhasil dia kerjakan. Tanpa sadar, ternyata sudah larut malam, Ranti pun berniat untuk tidur karena matanya sudah tidak kuat lagi, meskipun besok memang hari Minggu.
"Ya, Allah, aku mohon berikan kemudahan pada anaku untuk bisa kuliah. Aku ingin dia menjadi orang yang berpendidikan dan beradab, ya, Allah. Aku berharap dia juga bisa masuk Universitas Indonesia, ya, Allah, agar aku bisa melihatnya secara langsung berinterkasi di lingkungan kuliahnya. Aku ingin melihat perkembangannya, ya Allah. Dia anak yang berbakti, kabulkanlah permintaanku, ya, Allah. Aamiin Allahuma Aamiin."Â
Doa Ibu Ratih terdengar lirih oleh Ranti karena memang kamar mereka benar-benar berdekatan, mendengar doa ibunya itu, Ranti jadi semakin bersemangat untuk bisa lolos seleksi masuk Universitas Indonesia. Sambil menunggu pengumuman hasil seleksi SNMPTN dari sekolah, setiap malam Ranti selalu belajar giat dan tidak lupa untuk sholat Tahajud, dia tidak ingin mengecewakan ibunya dan dia juga percaya doa ibu akan selalu dikabulkan. Karena dia percaya ridho ibu adalah ridho Allah juga. Sampai akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba.
"Ranti Maryatih, selamat, ya, kamu lolos di Univesitas pilihan pertama kamu, Universitas Indonesia, karena nilai-nilai kamu tidak pernah turun dan kamu juga selalu menang dalam setiap lomba kesenian, terutama drama dan teater," ucap Wali Kelas Ranti mengumumkan hasil seleksi di ruang kelas. Mendengar itu Ranti pulang sekolah dengan semangat dan tak henti-hentinya mengucapkan Alhamdullilah, dia langsung menghampiri ibunya.
"Ibu, Ibu..., Alhamdullilah aku lolos seleksi, aku masuk Univesitas Indonesia, Bu. Sesuai harapan dan doa-doa Ibu," ucap Ranti sambil menangis dan memeluk ibunya dengan erat. "Terima kasih banyak atas doa-doa Ibu untuk Ranti selama ini, Ranti berjanji akan jadi manusia yang berilmu dan beradab seperti yang Ibu harapkan. Ranti akan bahagiakan Ibu," lanjutnya tersedu-sedu.
"Alhamdullilah, ya, Allah, terima kasih banyak Engkau telah mengabulkan doa hamba-Mu ini," Ibu Ratih tidak bisa berkata-kata lagi, dia langsung sujud syukur dan menangis tersedu-sedu. "Allahu Akbar. Ibu akan berusaha keras untuk membantu kuliah kamu, Nak." Anak dan ibu itu akhirnya hanya menangis tersedu-sedu sambil berpelukan erat.
Setelah itu, Ranti menjalankan segala proses untuk bener-benar menjadi mahasiswi Universitas Pamulang. Ranti menjadi mahasiswi yang pintar dan berbakat, selain itu dia juga disegani banyak orang karena selalu berbagi pengetahuannya pada teman-temannya, dia juga selalu mengadakan sharing time mengenai mata kuliah di prodinya, serta dia juga tidak malu untuk mengakui ibunya meski hanya seorang pemulung. Dia selalu menerima makan siang yang ibunya bawakan saat Ranti sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah di Taman Universitas Indonesia. Karena dia ingin menjadi anak yang berbakti pada ibunya, dia yakin ridho ibu lah yang membuat Allah juga meridhoinya. Dan, setelah tiga tahun setengah, Ranti berhasil menjadi seorang sarjana yang lulus dengan cumlaude serta berhasil melanjutkan S2nya dengan jalur SNMPTN juga, semua berkat kerja kerasnya dan juga doa-doa ibunya. Sekarang namanya menjadi, Rantih Maryatih, S.S-Anak Pemulung jadi Sarjana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H