Mohon tunggu...
Ipung Purwanto
Ipung Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - Undip
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Panggillah aku ketika aku bisa memenuhi tanggung jawabku, tanpa meninggalkan salah satupun.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penyehatan Sumur Pasca Banjir

1 April 2024   16:00 Diperbarui: 1 April 2024   16:01 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi Dr. Budi Input sumber gambar

Ketika terjadi banjir, maka sumur warga juga terdampak. Sumur tenggelam dalam air banjir. Biasanya Ketika banjir, maka toilet juga mampet sehingga orang buang air di air banjir. Akibat dari itu, sumur selain kotor karena air banjir juga terkontaminasi bakteri yang membahayakan. Bakteri tersebut bisa menyebakan penyakit seperti diare, desentri, tipus, hepatitis A dan lain-lain.

Pencegahan penyakit adalah penting dalam rehab pasca bencana. Dalama hal ini, diperlukan penyehatan air sumur Kembali karena suur pada banyak keluarga di daerah demak ini ada yang digunakan sebagai sumber air minum atau juga pencuci alat makan. Berdasarkan itu maka harus sterilisasian air minum sangat vital

Pembersihan sumur bisa dilakukan dengan pengurasan sehingga lumpur lumpur bisa dikurang maksimal. Bila sudah jernih, maka diperlukan disinfeksi dengan bahan yang teruji baik.  Hingga saat ini, klorin masih menjadi pilihan utama karena selain murah juga sangat efektif. Berapa jumlah efektif kaporit dipergunakan?

Secara kimiawi, kadar air efektif membunuh sekitar 0,05 ppm. Tetapi kadar ini tidak mungkin diuji di lapangan sehingga beberapa praktisi memberi perkiraan dosis, bila sumur lebar 80 sd 100 cm dan air dalam nya 1 meter maka diperlukan sekitar 2 sendok makan. Bahkan bila diperlukan dengan menggunakan kaleng plastic diisi kaporti dan  dberi lubang lubang sebesar paku untuk delusi pelahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun