Tidak ada yang abadi,
tidak ada yang selamanya.
Semua akan berubah, silih berganti.
Saat mengalami momen yang sesuai keinginanmu, kamu gembira.
Tapi seketika kamu ingin menggenggam erat momen itu…
Ingin momen itu berulang kembali, berlangsung lebih lama lagi, bahkan kalau bisa selamanya begitu…
maka seketika itu akan muncul penderitaan.
Menggenggam "kekosongan" yang selalu berubah,
tidak kekal, tidak solid
Bagaikan menggantang asap, adalah upaya sia-sia dan menyusahkan, tetapi tetap kita lakukan karena kebodohan dan keserakahan kita, yang bersumber dari pandangan yang salah (wrong view) tentang si "aku"