Jokowi adalah Gubernur DKI Jakarta 2013-2018. Nama Jokwoi selalu teratas di semua lembaga survei nasional dalam penentuan calon presiden yang terpopuler. Ada beberapa partai telah mengumumkan calon presiden yang diusung. Seperti ARB, Prabowo, Wiranto, dan Hatta dari PAN akan menjadi calon wakil presiden dari partainya.
PDI-P merupakan salah satu partai terbesar di parlemen, tetapi PDI-P belum juga melakukan pengumuman kepada masyarakat siapa nama calon presiden yang akan diusung oleh partai berlambang banteng tersebut. Walaupun PDI-P belum menentukan calon presiden yang akan diusung oleh partai tersebut bukan berarti PDI-P tidak bergerak untuk menentukan siapa calon yang kuat diterima oleh masyarakat.
PDI-P telah melakukan survei internal untuk memilih siapa kader terbaik yang akan dimajukan didalam pemilu 2014. Didalam laporan survei yang bernama Trajektori 2014 menyimpulkan 3 point buat PDI-P untuk maju didalam pemilu 2014. 4 point isi dokumen tersebut antaralain:
- PDIP menyorongkan ketua umum Megawati Soekarnoputeri sebagai calon presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla. Hasilnya, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang dengan raihan dukungan 35,2 persen. Sedangkan Megawati-Kalla meraup 25,3 persen, disusul Aburizal Bakrie-Mahfud dengan 18,3 persen.
- Jokowi maju berduet dengan Pramono Edhi Wibowo, adik ipar presiden. Hasilnya memuaskan. Pasangan ini unggul setelah meraup 34,0 persen dukungan, disusul Prabowo-Hatta (30,0 persen), dan Aburizal-Mahfud (16,3 persen).
- Survei juga menjajal posisi Jokowi sebagai kandidat wakil presiden. Hasilnya jeblok meski dia dipasangkan dengan Megawati. Pasangan Prabowo-Hatta menang dengan sokongan 33,4 persen, dibuntuti Megawati-Jokowi (29,9 persen), dan Aburizal-Mahfud (17,3 persen). Perolehan tidak menyenangkan juga terjadi kalau Jokowi menjadi wakil dari Puan Maharani.
- Skenario lain adalah Jokowi keluar dari PDIP dan bertarung melawan Megawati. Dia diapsangkan dengan Pframono Edhi Wibowo. Pasangan ini unggul dengan 36,1 persen suara, disusul Prabowo-Hatta (30,5 persen), dan Megawati-Jusuf Kalla (15,2 persen).
Apabila PDI-P memasangkan dengan Pramono Edhi Wibowo sebagai wakil presiden maka yang ada beban Jokowi terasa berat, dimana Partai Demokrat adalah pemenang Pemilu dalam 2 preiode pasca reformasi. Kinerja partai ini tidak menghasilkan apa-apa, partai ini hanya mengahsilkan pencitraan yang ada. Partai Demokrat adalah partai yang punya masalah korupsi yang sangar berat dan belum dituntaskan. Dimulai dari mantan ketua umum, menteri-menteri kabinet yang notabenya adalah kader Demokrat itu sendiri, dan anak SBY "IBAS" pun terkena isu kasus korupsi.
Apabila Jokowi berpasangan dengan Pramono Edhi Wibowo yang kinerja sang Jendral yang belum kelihatan sama sekali di dunia Militer. Sang Jendral mencapai titik puncak nya bukan karena prestasi yang dimilikinya, melainkan karena SBY sebagai kakak iparnya. Kemungkinan besar apabila dipasangkan dengan Pramono Edhi Wibowo maka nama Jokowi akan hancur karena ulah Partai Demokrat yang hawa dan serakah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H