Grup D memang grup neraka, neraka bagi para raksasa seperti Inggris, Uruguay dan Italia. Siapa sangka negara liliput macam Costa Rica justru jadi yang pertama lolos dari grup ini.
Italia juara dunia empat kali, terakhir 8 tahun lalu di tanah Jerman. Inggris baru sekali, itupun nyaris 50 tahun lalu. Urugay memang dua kali juara dunia, tapi terakhir mereka meraihnya di tahun 1950 atau 54 tahun lalu. Intinya, ketiga negara ini adalah para juara dunia yang membuat negara seperti Costa Rica seperti liliput di negeri raksasa, atau David di antara para Goliath.
Memangnya kapan terakhir kali Costa Rica hadir di ajang piala dunia? Tanpa membuka Google saya yakin sebagian besar dari kita akan mengernyitkan dahi mencoba mengingat-ingat. Beberapa dari kitapun bahkan pasti bingung kalau ditanya di mana tepatnya Costa Rica berada. Itu hanya sekadar ilustrasi betapa tidak terkenalnya negara ini, tak seperti 3 negara yang disebut sebelumnya.
Nasib juga yang kemudian mempertemukan keempat negara itu dalam grup D piala dunia 2014. Italia, Inggris dan Costa Rica berada dalam grup yang diberi label “grup neraka”. Yakinlah, hampir semua dari kita pasti hanya fokus pada pertarungan Italia, Inggris dan Uruguay. Tak penting siapa Costa Rica, toh dia hanya pelengkap saja.
15 Juni 2014 (waktu Indonesia) Uruguay jadi raksasa pertama yang akan menggilas Costa Rica. Semua orang sudah mengangguk setuju ketika Uruguay memimpin 1-0. Ini perjalanan mudah, kita hanya harus fokus pada Inggris dan Italia; mungkin itu yang dipikir orang Uruguay. Tapi di sinilah cerita dongeng itu bermula. Costa Rica tidak mau tunduk begitu saja, laga kemudian berakhir 1-3 untuk kemenangan Costa Rica. Mereka beruntung, kata sebagian orang.
Enam hari kemudian Costa Rica turun lagi ke lapangan. Kali ini raksasa Italia yang jadi lawan mereka, di belakangnya ada raksasa Inggris yang berharap-harap cemas pada laga ini. Kalau Italia menang, harapan mereka setelah dikuburkan Uruguay masih ada. Setipis apapun. Ibaratnya, Costa Rica si anak bawang berhadapan dengan dua raksasa, Itali dan Inggris sekaligus. Berat, tak ada logika yang bisa menerima kalau Costa Rica bisa bertahan.
Tapi sepakbola tidak selalu tentang logika, tidak selalu tentang pertarungan di atas kertas. Sepakbola adalah pertarungan di atas lapangan hijau, pertarungan teknik, semangat dan keberuntungan. Costa Rica tidak silau pada nama besar raksasa Italia dan Inggris, mereka liliput yang bandel dengan semangat pantang menyerah.
Costa Rica hadir sebagai pemenang, skornya tipis memang. Hanya 1-0, tapi cukup untuk membuat kepala mereka tegak dan lolos sebagai wakil pertama dari grup D. Raksasa Italia masih punya peluang asal menang di pertandingan terakhir atau minimal seri dengan Uruguay. Raksasa Inggris? Mereka tak punya alasan untuk berlama-lama di Brasil kecuali pertandingan wajib yang tidak menentukan melawan Costa Rica tanggal 25 Juni nanti. Tak penting hasilnya berapa, yang penting Costa Rica sudah berhasil menyingkirkan Inggris bahkan sebelum mereka bertemu.
Sepakbola- atau sebutlah piala dunia- memang selalu ramah pada yang namanya kejutan. Grup D yang awalnya dianggap grup neraka karena dihuni 3 mantan juara dunia memang benar jadi grup neraka, tapi neraka bagi para raksasa, negara bagi para Goliath. Uruguay, Italia dan Inggris jadi pesakitan di kaki David bernama Costa Rica.
Sangat menarik menanti sampai berapa jauh langkah negara kecil di Amerika Tengah ini. Akankah mereka terus meletup dan menumbangkan raksasa atau voucher kejutan mereka sudah terpakai semua? Apapun itu, selamat menikmati semua keseruan dan kejutan dari piala dunia 2014 di Brasil ini [dG]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H