Mohon tunggu...
Kaliful Kurniawan
Kaliful Kurniawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Sejarah UGM

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gendjer, Mengapa Dipersalahkan?

3 Oktober 2011   22:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:22 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

walau saya adalah mahasiswa jurusan ilmu sejarah,saya bingung dengan lagu 'Gendjer-Gender' yang di cap oleh orba sebagai lagunya orang-orang komunis.Padahal lagu ini hanya menceritakan tentang tanaman Gendjer(tanaman liar disekitar sawah) yang dipetik lalu dijual ke pasar dan akhirnya dibeli oleh seorang ibu lau dimasak dan dimakan.Apa yang salah dengan lagu ini? Sewaktu saya perdengarkan lagu Gendjer-Gendjer ini ke nenek saya dia langsung berkata "jangan diputar ! nanti kamu dikira PKI !" lah? apa urusannya tanaman liar dengan PKI? kemarin tanggal 30 September saat pemutaran film dokumenter r.i. yang menceritakan tentang orang-orang excile, kawan saya Alit Ambara salah seorang aktifis di ISSI(Institut Sejarah Sosial Indonesia) mengatakan adanya indikasi labelisasi lagu ini dikarenakan lagu ini identik dengan petani dan orang miskin yang saat itu mayoritas massa PKI adalah orang miskin dan petani. Dan juga Njoto salah satu tokoh PKI pernah mengatakan bahwa lagu ini akan Hits pda saatnya nanti. Labelisasi orba terhadap ini diperkuat dengan backsound adegan Film Pengkhianatan G30s/PKI saat penyiksaan 7 Jenderal. Disana diperlihatkan adegan saat tentara yang berpihak pada PKI menyiksa para Jenderal dan menyanyiakan lagu Gendjer-Gendjer sembari berjoget ria. Ini mau kudeta apa mau dangdutan sih sebenernya? Jadi jangan heran kalau anda memutar lagu ini di tempat umum atau memperdengarkannya ke kakek atau nenek anda dan anda akan disangka komunis dan langsung diperintahkan untuk mematikan lagu itu. Disini terlihat betapa hebatnya "Pencucuian Otak" yang dilakukan Orde Baru pada rakyatnya sendiri,secara tidak langsung kita telah dididik untuk tidak bertoleransi terhadap pandangan dan pendapat orang lain. Jadi jangan heran bila FPI itu menjadi sangat fasis karena didikan orba yang sangat luar biasa dahsyat telah "mencuci" otak rakyat indonesia yang pernah hidup di jaman orde baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun