Aktivitas e-commerce tidak saja berupa jual beli barang, tapi juga tentang proses pengiriman barang agar pasti sampai ke alamat yang benar.
Ketika pembeli selesai memesan barang dari etalase belanja online, berarti mereka telah percaya bahwa perusahaan e-commerce yang menjual barang itu juga sanggup mengirimnya ke alamat yang dituju.
Di industri e-commerce Indonesia, rebut-rebutan kepercayaan konsumen bukanlah hal baru. Banyak perusahaan menghadirkan narasi tentang pengiriman barang yang mudah, murah, cepat, dan tepat untuk menggaet kepercayaan calon pembeli. Kami di iPrice menemukan lima alur distribusi yang biasa ditempuh untuk mengantar barang ke konsumen dalam industri ini.
Tapi apa benar pendistribusian barang di industri e-commerce semudah yang digembar-gemborkan? Ataukah justru alur distribusi barang sejatinya adalah proses yang berbelit-belit? Anda bisa nilai sendiri setelah mengetahui masing-masing alur distribusi di bawah ini.
Perusahaan E-commerce > Pembeli
Perkembangan teknologi mendorong perubahan pada aktivitas perusahaan. Jika dulu suatu perusahaan sebatas memproduksi barang, maka kini mereka juga bisa melakukan aktivitas multi aspek. Salah satunya yakni menunaikan proses distribusi secara mandiri. Barang-barang yang telah mereka produksi dapat langsung dikirim ke pembeli menggunakan tim pengiriman sendiri.
Perusahaan yang memiliki alur distribusi mandiri biasanya juga menerapkan konsep satu pintu dalam layanan belanja online. Maksud satu pintu ini yakni menjadikan halaman situs perusahaannya sebagai platform memajang produk sekaligus tempat transaksi langsung yang didukung jasa pengiriman.
Jadi begitu pembeli menyelesaikan transaksinya, barang yang dipesan akan langsung dikemas dan diproses tim pengiriman ke alamat tujuan. Perusahaan berjenis Business to Consumer (B2C) seperti Sephora, Brodo, dan Alfacart kerap menggunakan alur distribusi langsung ini.
Perusahaan E-commerce > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli
Tidak semua perusahaan e-commerce mampu membina tim distribusi sendiri. Terlebih, geografis pasar Indonesia begitu luas untuk dijangkau. Karenanya, masih banyak perusahaan yang hanya berfokus untuk pengadaan dan penjual produk dari situs mereka sendiri.
Calon pembeli tetap bisa memilih produk dan melakukan transaksi di situs perusahaan terkait. Tapi begitu pembayaran telah dilunasi, produk yang dipilih pembeli akan diantar perusahaan e-commerce ke perusahaan ekspedisi eksternal. Ketika sampai di perusahaan ekspedisi, tim pengiriman terlebih dulu mendata dan menyortir alamat barang sebelum diantar ke pembeli.