Mohon tunggu...
bung alin
bung alin Mohon Tunggu... lainnya -

bukan mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Butuh Tukang Reparasi Negara...

13 Februari 2014   11:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca berbagai artikel yang ada di tersebar diberbagai situs jejaring social sulit rasanya untuk menghindari berbagai respon negative terhadap para pelaksana Negara tercinta kita ini. Mulai dari menjamurnya kasus – kasus korupsi yang terdapat hampir diseluruh kementerian, menjadi indikasi bahwa republic yang telah merdeka hampir se-abad ini tak ubahnnya sebuah baju kotor yang jatuh di jalan berlubang lalu tergilas truk sepuluh roda. Bolong dimana-mana.

Belum lagi banyaknya kasus pembunuhan sipil bahkan sampai aparat keamanan pun ikut menjadi target pembunuhan. Seperti beberapa hari yang lalu, salah seorang polisi di Sulawesi Selatan menjadi korban penembakan orang tak dikenal. Saya jadi berfikir bahwa ada upaya untuk mengurangi jumlah penduduk yang makin hari makin membengkak.

Tahun ini, 2014, adalah tahun dimana rakyat Indonesia akan melaksanakan sebuah pesta demokrasi (meskipun saya tidak tahu apakah ini pesta sebagaimana umunya adalah tempat kita bersenang - senang) untuk menentukan calon pemimpin dalam 5 tahun kedepannya. Setiap partai menjadi sibuk untuk menjual setiap kadernya. Membuat baliho besar – besaran sampai dengan stiker yang bias di jumpai dimana – mana. Masyarakat diberikan pilihan yang sangat variatif untuk menentukan wakilnya di pemerintahan. Tak jauh berbeda dengan iklan berbagai produk dalam memasarkan jualannya tanpa memikirkan apakah masyarakat betul menginginkan hal tersebut.

Banyak yang menyebutkan bahwa masyarakat kita saat ini adalah masyarakat yang telah pintar dalam berpolitik. Mereka telah dianggap telah paham dengan kondisi politk yang makin hari makin memanas. Sehingga sah – sah saja bagi mereka pelaku politik untuk melemparkan opini kemasyarakat dengan anggapan “yah, saya rasa masyarakat kita telah pandai dalam menilai situasi politik sekarang ini”.

Namun yang mungkin para politikus itu tidak ketahui atau masih “cuek bebek” bahwa ada juga masyarakat yang sebenarnya telah muak dengan kondisi sekarang ini dan pada akhirnya menimbulkan sikap apatis terhadap partai, politikus, bahkan juga terhadap Negara ini. Saya sendiri kadang mengatakan kepada teman – teman saya “kalau pindah Negara sama mudahnya dengan pindah kost, saya akan memilih pindah saja dari Negara ini”.

Yang sebenarnya kita butuhkan dalam pembangunan Negara ini adalah seorang TUKANG REPARASI NEGARA yang bias memperbaiki segala kerusakan dan menambal semua lubang – lubang yang telah dibuat oleh tikus – tikus kelaparan yang bersarang di dalam rumah kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun