Sudah hampir seminggu sakit gigi mengganggu hobi saya menggalau tentang segala hal. Dari soal sandal jepit kesayangan yang menipis hingga pada menurunnya kualitas kopi hitam di lingkungan kos. Bagaimana tidak mengganggu jika satu gigi bermasalah saja area terdampaknya menjalar ke gigi-gigi di sebelahnya.
Beberapa waktu lalu, hasil diagnosis saya pribadi, sepertinya ini sariawan. Sariawan dengan posisi luka pada lipatan gusi di sela-sela gigi. Kemudian diagnosis berubah menjadi tumbuhnya gigi bungsu karena setelah saya hitung, rupanya gigi geraham kiri jumlahnya lebih banyak dari yang kanan. Kemarin diagnosisnya berubah lagi menjadi gigi berlubang. Lubang besar dan membusuk di bagian dalamnya. Lubang akhirnya terdeteksi melalui senter pintar yang ada di ponsel pintar. Kemudian dari beberapa artikel yang saya baca di internet dan saya cocokkan dengan kondisi fisik gigi, sepertinya bagian dalam salah satu gigi geraham paling belakang ini sudah busuk sampai akar.
Ini membuat saya tak habis pikir. Seharusnya gigi geraham belakang merupakan gigi yang lebih muda dibandingkan geraham di depannya. Tapi sudah rusak duluan. Yang saya lakukan sekarang hanya menggosok gigi lebih sering dan menghindari makanan manis. Plus jika bangun dan sebelum tidur, saya gunakan obat kumur untuk membunuh bakteri biang pembusukan.
Ada tips sederhana yang kabarnya bisa digunakan ketika sakit gigi. Pertama adalah berkumur dengan air hangat yang telah dilaruti garam. Bisa juga larutan garam ini ditambahi bubuk merica. Kabarnya, air garam merupakan cara mudah untuk membunuh bakteri di dalam mulut. Cara ke dua adalah dengan menempelkan potongan bawang putih ke lubang gigi. Fungsi bawang ini sebagai pembunuh jaringan syaraf di dalam rongga gigi. Syaraf gigi inilah yang bertanggung jawab atas timbulnya rasa sakit. Namun ketika sakit gigi sudah disertai sakit pada telinga, kepala, apalagi hingga susah bernafas dan disertai demam, hendaknya segera ke dokter spesialis gigi. Karena dikhawatirkan kemungkinan besar telah terjadi infeksi.
Ya gitu deh, malas gosok gigi sekali dua kali memang tak terasa. Tapi jika sudah menjadi kebiasaan menahun, dampak negatifnya, hm, bisa lupa kalau sedang galau.
Artikel telah ditulis juga di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H