Mohon tunggu...
Ipon Semesta
Ipon Semesta Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Seniman. Melukis dan Menulis. Mantan Jurnalis Seni dan Budaya. Ketua PERSEGI (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelukis Hardi: Seni untuk Perubahan

26 Oktober 2024   10:20 Diperbarui: 26 Oktober 2024   10:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan karya Mac Aroni 

Dalam pandangannya, Hardi tidak membatasi dirinya pada satu gaya atau teknik tertentu. Ia percaya bahwa seni harus bebas dari batasan-batasan akademik dan harus mampu mengekspresikan isu-isu kontemporer dengan cara yang relevan dan menarik. Sikap ini membuatnya sering kali dianggap sebagai seniman yang progresif dan inovatif.

Hardi juga dikenal karena kemampuannya menggabungkan pelbagai elemen budaya dalam karyanya, menciptakan karya seni yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga kaya akan makna dan simbolisme. Ini menunjukkan bahwa ia menghargai dan mengakui nilai dari kedua tradisi seni, baik Indonesia maupun Barat, dan berusaha untuk menggabungkannya dalam karyanya.

Ipon Semesta -- Ketua Persagi (Persaudaraan Seniman Gambar Indonesia)

26 Oktober 2024 Jelang 50 Tahun Pasar Seni Ancol

------------------------------------

Peranan Seni Rupa Indonesia Dalam Pembangunan

Oleh: Hardi

Kalau kita berdarma wisata ke Bai tanah Batak Toraja Sumbawa yang paling dominan adalah karya seni rupanya misal patung seni lukis tenun serta benda cinderamata yang apik dan menawan hati Kesemuanya di rakit sedemikian rupa dalam bentuk yang ayem misalnya banten atau sesajen dari pulau Bali yang di fata sangat artistik dengan warna menyolok kalau dipandang, fotem dari Irian Jaya alat upacara serta ragam hias tanah Toraja serta tanah Batak membuktikan seni rupa adalah satu dengan kehidupan masyarakatnya 

Tidak terlepas dan berdiri sendiri, hal tersebut langsung dari sini, maka dengan mudah kita dapat memberikan batasan tentang arti kesenian itu sendiri tanpa membuka kamus atau buku asing atau mengutip penulis etika barat apa itu seni rupa. Saya akan mengemukakan batasan seni rupa dengan singkat yaitu seni yang merupa bukan seni yang berpokok pada gerak atau tari bukan seni vang berpokok pada seni suara, musik dan bukan pula seni yang berpokok pada arama Tetapi anehnya beberapa cabang seni yang saya sebut tadi pasti ada unsur seni rupanya. 

Apakah itu seni drama, film, tari atau yang lain dan anehnya pada seni rupa tetap utuh Walau dengan seni tari drama film atau seni suara itulah terlihat kemandirian seni rupa kalau kita bandingkan dengan seni yang lain. Seni rupa yang ada pada nenek moyang kita yang utuh menurut aslinya adalah seni rupa bukannya seni yang lain, misalkan candi-candi batu bertulis, ukiran pada bangunan, patung, totem, lukisan dan lain-lain Sampai di sini kita bersyukur begitu besar peran seni rupa dalam sejarah lahirnya suatu bangsa, maka dalam situasi awal ini wawasan seni rupa sudah jelas dan gamblang yaitu suatu bukti sejarah atau peninggalan sejarah sebagai media pendidikan, sebagal komodity ekspor dan kepariwisataan dan kalau kita amati wajah kita pada hari besar, maka tampaklah poster atau baliho raksasa strategis terpampang di ibukota mengkampanyekan pembangunan. Poster tersebut berisi tentang suksesnya pembangunan di Indonesia digarap secara artistik dan cantik, dan memang dapat dipakai untuk suatu alat propaganda.

Peranan seni rupa dalam pembangunan phisik jelas terbukti pada peranan seni rupa peninggalan sejarah, monumen-monumen. menunjukkan kebanggaan adanya suatu bangsa Kebanggaan spiritual Jelas jelas ada pada seni rupa lama, bukan seni rupa masa kini. Lantas timbul pertanyaan pada diri saya mengenai ada tidaknya peran seni rupa kontemporer dalam pembangunan mental spiritual di masa pembangunan ini adakah cara mereka memberikan ilham bangsanya serta mendorong tambahnya ke jalan mental spiritual lebih baik? Tentu pertanyaan seperti ini sukar dijawab. Terlebih lagi belum ada penelitian ke arah ini yang dilakukan oleh para mahasiswa, ahli ilmu jiwa, filsafat, ahil estetika. Toh kalau ada jawaban lain pasti subjektif orang-seorang misalnya yah ketika saya melihat lukisan abstrak si anu, mendadak saya ingat sesuatu, dan menangis dan saya menjadi lebih spiritual dan terus rajin sembahyang. Tentang jawaban tersebut jujur atau tidaknya saya kurang tau Sebab kalau kita amati buku besar yang disediakan di dalam ruang pameran, selalu dengan klise tertulis aduh lukisannya cakep deh minta satu dong?, atau saya salut dengan karya anda dan tahun depan lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun