Sebelum seorang pendidik memlilih suatu teori pembelajaran yang akan ia gunakan maka sebaiknya seorang guru mepelajari berbagai macam teori-teori pembelajaran. Setelah memahami berbagai teori tersebut diharapkan guru dapat menemukan teori pembelajaran yang pas serta sesuai untuk diterapkan di lingkungan dimana ia berada. Dengan pemilihan yang tepat akan terjadi hubungan timbal balik yang sangat besar terhadap berhasil maupun tidaknya suatu pembelajaran. Beberapa teori yang akan di kaji dalal hal ini adalah teori behaviorisme, kognitif, koneksionis dan humanaistik.
Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmani, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu mengajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih respons-respons sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Sedangkan kognitivisme lebih melihat bahwa yang sangat berpengarauh pada pembentukan perilaku manusia adalah kemampuan kogisinyaseperti persepsi, sikap dan keyakinan. Sedangka aliran humanistic tidak hanay melihat aspek kognitif individu saja namun lebih melihat manusia dari potensi yang dimilikinya dengan pendekatan yang mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan.
Sementara itu konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Hal ini dikarenakan pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus.
Dilain pihak humanistic tidak hanya melihat aspek kognitif individu saja namun lebih melihat manusia dari potensi yang dimilikinya dengan pendekatan yang mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. tujuan belajar teori ini yaitu untuk memanusiakan manusia. Teori ini juga menekankan pada proses kesadaran untuk memahami potensi, perbedaan, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Disini seorang guru dituntut untuk bisa memahami karakter dan potensi yang ada pada siswanya masing-masing sehingga dapat dikembangkan lebih optimal.
Pada hakikatnya teori belajar bertujuan untuk memudahkan seorang pengajar memahami karakter guna memgembangkan kemampuan peserta didiknya. Namun para teoritis memiliki pemaknaan dan konsep yang berbeda-beda tentang semua itu, jadi disini semua dikembalikan lagi kepada guru itu sendiri dalam pemilihan berbagai teori belajar yang sesuai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H