Mohon tunggu...
ipnu eko yulianto
ipnu eko yulianto Mohon Tunggu... -

Semoga aku menjadi pohon yang di tebang kemudian digunakan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Secercah Teori Untuk Pembelajaran

13 Oktober 2011   15:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:59 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori merupakan sejumlah proposisi yang terintegrasi secara sintaktikyang mengikuti proporsi aturan terentu yang dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi lainnya dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati. sedangkan Pembelajaran merupakan upaya untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan belajar. Namun tudak semua toeri tersusun secara sempurna pasti memiliki persoalan dan perbedaan mengenai hakikat pembelajaran dan proses pembentukan teori,diantaranya menegenai penggunaan variable peranatara yang merupakan berbagai macam kebiasaan yang digunakan untuk stimulus dan respons. Selain itu sifat variable juga menjadi perbincangan apakah itu termasuk koneksionis yakni yang memandang persoalan pembelajaran sebagai persoalan hubungan (koneksi) antara stimulus dan respons atau justru memandang bahwa yang mempengaruhi perilaku hanyalah sapek kognitif individu saja.

Terdapat teori yang dapat dengan mudah diterapkan dan juga ada pula yang sulit dalam penerapannya, namunpada hakikatnya teori bertujuan untuk memudahkan seorang pengajar memahami karakter guna memgembangkan kemampuan peserta didiknya. Namun para teoritis memiliki pemaknaan dan konsep yang berbeda-beda seperti Piaget, vygotsky, Pavlov, maslow, skinner, bruner, aussebel, thorndike dan sebagainya.A

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmani, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu mengajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih respons-tespons sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Kognitivisme lebih melihat bahwa yang sangat berpengarauh pada pembentukan perilaku manusia adalah kemampuan kogisinyaseperti persepsi, sikap dan keyakinan. Sedangka aliran humanistic tidak hanay melihat aspek kognitif individu saja namun lebih melihat manusia dari potensi yang dimilikinya dengan pendekatan yang mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan.Sementara itu konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Hal ini dikarenakan pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus.

Pada dasarnya semua teori pembelajaran itu memiliki tujuan yang baik guna meningkatkan kemampuan, potensi dan juga untuk mengembangkan kreatifitas siswa, diharapkan guru harus memilih teori belajar yang mudah diterapkan dalam pembelajaran hal ini semata mata untuk lebih mengefektifkan serta mengefisienkan kegiatan pembelajaran disekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun