Mohon tunggu...
Jalukany1
Jalukany1 Mohon Tunggu... Nelayan - Ahli dalam mendogeng

Ada di nikmati, nggk ada ya cari sampai ada

Selanjutnya

Tutup

Diary

Permainan Pikiran

11 September 2024   11:39 Diperbarui: 11 September 2024   11:51 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kehidupan yang kita rasakan kadang kala membuat hati ini tidak menentu lagi. Tiap-tiap bait yang keluar dalam fikiran selalu akan membuat engkau menjadi tidak berdaya dalam mengendalikan bait-bait tersebut.

Mana kala setiap sajak yang terukur dalam hati membuat kamu merasa bingung apakah sajak ini datang dari sang ilahi atau dari yang lain. Sebuah ritme kadang kala membuat kita tidak bisa untuk mengendalikan ritme tersebut.

Hal ini membuat dirimu menjadi tidak bisa mengendalikan kehidupan ini. Karena setiap insan mempunyai sebuah makna yang terkandung dalam tiap tiap butiran kehidupan ini. Iya setiap butiran yang tidak tidak berguna tetapi apabila butiran ini di kumpulkan menjadi satu akan membuat sebuah pericikan gelombang di pinggir pantai. Namun hal ini kadang kala di lupakan oleh engkau untuk berinteraksi dengan satu dengan yang lain.

Jangan sampe engkau menjadi sebuah butiran yang tak berguna di tengah butiran tersebut. Walaupun dalam setiap penantian akan mendatangkan sebuah hasil yang tidak bisa diprediksi tetapi kita dituntut oleh sang ilahi untuk senantiasa berserah diri. Sebuah konsep dimana kita untuk tidak terlalu memikirkan setiap hasil yang dilakukan yang akan menganggu setiap ritme kehidupan ini. Memang konsep tersebut tidak relevan pada konsep sebab akibat, yang mana +=+ dan -=-. Tetapi pada konsep berserah ini +=+/- dan -=-/+, sebuah rumusan yang tidak bisa dinalar oleh kita manusia ini tetapi hukum ini berlaku bagi sang ilahi.

Jauh sebelum kita memiliki peradaban,  semesta ini sudah memiliki peradaban yang begitu canggih dari kita. Dimana ruang dan waktu menjadi peradaban yang tidak bisa di capai oleh manusia itu sendiri. Kita bisa memanipulasi waktu seperti mana Einstein menjelaskan pada teori relativitas, tetapi kita tidak akan bisa memanipulasi ruang.

Namun berbeda dengan alam semesta ini, alam semesta bisa memanipulasi semuanya. Manipulasi ruang dan waktu hanyalah permainan kecil bagi alam semesta. Kita bisa lihat dimana miliyaran planet terbentang luas di alam semesta bergerak sesuai ritmenya masing masing.

Baca juga: Melihat Empat Sisi

Lalu apakah kalian juga berfikir kalau alam semesta itu sempurna karena bisa memahami konsep ruang dan waktu, jawabannya tidak. Sesempurna apapun alam itu, alam semesta juga bisa cacat sistem, seperti contoh saat ada planet atau asteoid yang memasuki jalur edar planet lain maka cacat sistem tidak bisa di elakan lagi seperti mana planet yang terdekat di bumi dan ada di dalam tata surya kita yaitu neptunus yang berbeda dari planet yang ada di tata surya ini.

Planet tersebut mengalami cacat sistem karena berotasi secara vertikal (atas ke bawah) berbeda dari planet yang ada di tata surya yang berotasi secara horizontal (kanan ke kiri). Penyebab hal tersebut terjadi karena neptunus pernah berbenturan dengan objek angkasa sehingga membuat neptunus berubah posisi rotasinya.

Inilah kehidupan, dimana tidak ada kesempatan yang benar benar sempurna. Sama seperti kehidupan ini apabila kita mau mencari yang sempurna maka itu tidak akan terjadi. Dalam setiap elemen kehidupan cacat sistem pasti akan terjadi, namun kita tidak boleh untuk berkecil hati dan selalu menerapkan sistem berserah diri kepada ilahi. Agar kita tidak terjebak dalam suatu hal berpikir yang mana itu bisa mempengaruhi kehidupan ini.

Seperti rasa takut dan cemas yang berlebihan dan juga rasa senang yang berlebihan. Itu semua hanyalah permainan pikiran karena respon dari satu kejadian. Maka dari itu konsep berserah diri kepada sang ilahi ini sangat penting bagi kehidupan kita. Dengan metode berharap, berusaha, dan berdoa ini kita pasti akan menjalankan kehidupan dengan tenteram dan damai. Kita tidak takut lagi akan hal-hal yang menakutkan yang ini sebenarnya belum tentu terjadi di masa depan. Seperti mana orang orang selalu bilang "Manusia punya rencana tetapi tuhan hasil di tentukan oleh tuhan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun