Mohon tunggu...
Ipin OrshellaNurwilis
Ipin OrshellaNurwilis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ujian Nasional: Pembawa Perubahan atau Beban Pendidikan?

2 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 1 Januari 2025   17:43 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ujian Nasional ( Sumber: Desain Canva)

Setiap tahun ajaran baru, perdebatan mengenai keberadaan Ujian Nasional (UN) selalu menjadi topik hangat. Ketika pemerintah memutuskan untuk menghapuskan UN beberapa tahun lalu, muncul pertanyaan besar: apakah ini langkah maju atau justru mundur bagi sistem pendidikan kita? Sebagian orang percaya bahwa UN adalah tolok ukur penting dalam menilai keberhasilan siswa, sementara yang lain menganggapnya sebagai beban yang justru merusak esensi belajar. Jadi, mana yang sebenarnya lebih berdampak, dengan atau tanpa Ujian Nasional?

UN Sebagai Alat Ukur Standar Nasional. Salah satu argumen utama pendukung Ujian Nasional adalah perannya sebagai alat ukur standar. Dengan adanya UN, pemerintah memiliki gambaran umum mengenai kualitas pendidikan di berbagai daerah. Data ini dapat digunakan untuk merancang kebijakan pendidikan yang lebih merata dan adil.

Namun, di balik manfaatnya, UN sering kali dianggap kurang adil. Sistem ini cenderung mengabaikan faktor-faktor lain seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pengembangan karakter siswa. Akibatnya, siswa yang sebenarnya memiliki potensi besar di luar akademik sering kali merasa terpinggirkan.

Dampak Psikologis pada Siswa. Tidak dapat dipungkiri, tekanan untuk lulus UN dapat memberikan dampak psikologis yang besar bagi siswa. Banyak yang merasa tertekan hingga kehilangan motivasi belajar. Studi menunjukkan bahwa tingkat stres siswa meningkat drastis menjelang pelaksanaan UN. Hal ini juga diperparah oleh kecenderungan sekolah dan orang tua yang fokus pada nilai akhir daripada proses belajar itu sendiri.

Dengan dihapusnya UN, siswa memiliki lebih banyak ruang untuk belajar dengan cara yang lebih fleksibel dan menyenangkan. Namun, hilangnya standar nasional juga membuat beberapa pihak khawatir bahwa kualitas pendidikan akan sulit dipantau dan dibandingkan secara objektif.

Menghapus UN: Apa Alternatifnya? Tanpa UN, muncul kebutuhan untuk menciptakan sistem evaluasi yang lebih holistik. Beberapa alternatif yang mulai diterapkan adalah asesmen berbasis proyek, portofolio, dan evaluasi formatif. Sistem ini tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga proses dan usaha siswa selama belajar. Selain itu, guru memiliki peran lebih besar dalam menilai perkembangan siswa, sehingga pendidikan menjadi lebih personal dan relevan.

Namun, tantangan terbesar dari sistem ini adalah konsistensi pelaksanaannya. Dengan banyaknya variasi dalam metode dan kemampuan guru di berbagai daerah, apakah kita benar-benar bisa menciptakan evaluasi yang adil dan setara untuk semua siswa?

Keberadaan atau penghapusan Ujian Nasional memiliki dampak yang signifikan terhadap pendidikan. Di satu sisi, UN memberikan standar yang jelas dan memudahkan pemerintah untuk memetakan kualitas pendidikan. Namun, di sisi lain, tekanan dan dampaknya terhadap psikologi siswa membuatnya kurang ideal sebagai satu-satunya alat evaluasi.

Tanpa UN, pendidikan di Indonesia memiliki peluang untuk berkembang ke arah yang lebih inklusif dan holistik. Namun, ini hanya mungkin terjadi jika pemerintah dan semua pemangku kepentingan bekerja sama untuk menciptakan sistem evaluasi yang adil, konsisten, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Bagaimana menurutmu? Apakah lebih baik ada atau tidak ada Ujian Nasional? Tulis pendapatmu di kolom komentar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun