Mohon tunggu...
Priyono Budisuroso
Priyono Budisuroso Mohon Tunggu... Dokter - Dokter SpA di Purwokerto

Pangkat dan Golongan sebagai PNS sudah "mentok" IV E, tidak ada Pangkat dan Golongan yang lebih tinggi lagi, kalo di Ketentaraan berarti " Jendral" ya., Tidak cari musuh dan tidak ingin dimusuhi " Ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Capres "MO Limo"

16 Mei 2014   01:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
20140111_000222_jokowi-cium-tangan-megawati.jpg

Sumber foto: Tribune Images, 11 Januari 2014 Dalamfalsafah jawa, orang " bejad" mendapat predikat "MO LIMO", yang merupakan penjabaran "5 M", yaitu : 1. Madon, atau main perempuan. 2. Main, artinya senang berjudi. 3. Maling, berarti suka mencuri. 4. Madat, identik dengan biasa menggunakan narkotik. 5. Minum, identik dengan mabuk- mabukan. Peringatan: Untuk pecinta Jokowi, jangan marah dulu, karena  " MO LIMO" Jokowi jelas tidak menjurus ke Arti tersebut, bisa- bisa saya dilempar " sandal jepit", yang konon akibat elektabilitas sebagai Capres pada hampir semua survei menempati ranking tertinggi, sehingga pecinta Jokowi dengan jumawa menyebutkan, dipasangkan dengan " sandal jepit" pun, tetap akan memenangkan Pilpres 2014.....hehe. Disimpan dulu ya, apa "MO LIMO" nya Jokowi. Mari kita mengamati pendeklarasian Koalisi PDI-P dengan Nasdem dan PKB rabu, 14 Mei 2014 di Lenteng Agung. Tampak duduk di meja panjang pada pendeklarasian tersebut Megawati, Ketua Umum PDI-P, Puan Maharani dan Jokowi. Pada raut muka Megawati, tidak tersirat sedikitpun wajah " sumringah", ..... Tegang. Puan Maharani, setali tiga uang... Jokowi, saya juga tidak melihat raut " sumringah", walaupun sering tersenyum, tampak senyum yang dibuat- buat dan dipaksakan, alias....juga tegang....hehe Mari kita simak ucapan Megawati dalam acara pendeklarasian tadi: " Sampeyan saya jadikan Capres, tapi ingat sampeyan adalah petugas partai yang harus memperjuangkan dan melaksanakan tugas atau ideologi partai" Kata: "petugas", mempunyai arti orang yang menjalankan tugas, maka kalimat tsb bisa ditulis : " Sampeyan saya jadikan capres tapi ingat sampeyan adalah orang yang menjalankan tugad partai yang harus memperjuangkan dan melaksanakan tugad partai atau ideologi partai" Terlepas dari unsur " kesleo lidah " dari Megawati, kalimat tersebut menyiratkan bahwa nantinya bila sudah jadi Presiden, Jokowi tetap hanya petugas partai PDI-D  yang harus memperjuangkan dan melaksanakan tugas partai. Apa artinya ini, ya itu tadi....harus tetap tunduk dan patuh kepada Ketua Umum Partai. Sayang saya tidak mendapatkan tayangan saat Jokowi bertemu Megawati saat pendeklarasian Koalisi, apakah juga masih cium tangan seperti biasanya, ataukah ssudah tampak se olah- olah percaya diri, sehingga sudah tidak lagi cium tangan. Yang jelas saat bertemu Presiden SBY untuk mengajukan cuti sebagai gubernur DKI, tampak berjabat tangan tanpa cium tangan, rupanya Jokowi sudah Percaya Diri. Padahal dulu waktu masih Walikota Solo dan timbul kontro versial  dengan Bibit Waluyo, gubernur Jateng saat itu, Jokowi  cium tangan sang gubernur. Dari makna cium tangan , tersirat bahwa Jokowi sangat menghormati, patuh dan tunduk kepada Megawati sang Ketua Umum, ditambah lagi makna petugas partai, lengkap sudah kekhawatiran rakyat nantinya kalau nanti dalam pemilu pilpres menang dan menjad Presiden RI, hanya akan menjadi boneka, seperti sindiran Fachri dari PKS ataupun Fadli Zon dan Prabowo dari Gerindra. Nah, sekarang mengenai Mo Limo nya Jokowi, tidak lebih dan tidak kurang, artinya adalah............ Madep, Mantep, Manut Mbak Mega........hehe Semoga saja  , apabila nantinya Jokowi menang pemilu Pilpres dan betul betul menjadi Presiden, kekhawatiran tersebut tidak terbukti...... Semoga Selamat malam dan MERDEKA ! Bahan bacaan : Tribune Image, 12 Januari 2014 Media lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun