Mohon tunggu...
Ipi Fernandez
Ipi Fernandez Mohon Tunggu... PNS -

syukur adalah cara tepat ketika kita tdk mampu lagi berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Untukmu ,Dukaku”

12 Mei 2012   13:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth



By : Ipi Fernandez



Terbayang dipelupuk mataku !derita kamu yang keluarga sanak tertimpa bencana SSJ 100,tangismu tersembunyi,amarahmuterpendam dalam rongga dadamu duka haru biru.

Lelaki setengah baya merangkak ke puing-onggok baju bekas :”anakku, peluh nyaris bersimbah darah andai nyawa bisa ditukar, beringas umpat-umpat, terus hardik sekeliling kamar bekas lelapmu anakku”

Hilang satu satu dari empat enam harapan, bertahan dalam asa sia-sia,rasanya nafas telah habis diujung raung, yang tersisa cuman potret, yahh h potret anak harapan yang telah lebur bercampur dahan,ranting bahkan tanah bongkahan , dari lereng itu masih adakah asa yang tersisa??/

Dukamu,Dukaku ,12/05/2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun