Mohon tunggu...
Ipi Fernandez
Ipi Fernandez Mohon Tunggu... PNS -

syukur adalah cara tepat ketika kita tdk mampu lagi berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

“Jogjakarta”

2 Mei 2012   15:38 Diperbarui: 13 Juli 2015   21:26 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah membaca artikelnya Vinda Estima’Desa yang tak lagi menjadi Desa’ mebangun hasratku untuk menulis syair dan lagu orang Banjar ,Jogjakarta, siapa ya? Simak yu:

Seperti debu tajam menerpa mata

Aku tersentak dari lamunan ketika kubuka tirai jendela

Seperti angin lembut menusuk jiwa

Aku terpejam kuhirup nafas dalam digerbang kotaku Jogjakarta

Hari ini aku pulang hari ini aku datang

Bawa duka bawa haru bawa harap-harap cemas

Masihkah debu jalanan menyapa akrab langkahku

Masihkah suara cemara mengiringi nyanyianku

Seperti bintang diam menunggu fajar

Aku berfikir untuk membangunkanmu, bergumul dengan gelora nafasmu

Disini kuditempa disini kudibesarkan

Semangatku keyakinanku keberadaankupun terbentuk

Masih aku pelihara kerinduanku yang dalam

Setiap sudutmu menyimpan derapku Jogjakarta

Setiap sudutmu menyimpan langkahku Jogjakarta

Malam sepi sendiri,Mei.02/2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun