Mohon tunggu...
Ipi Fernandez
Ipi Fernandez Mohon Tunggu... PNS -

syukur adalah cara tepat ketika kita tdk mampu lagi berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

‘Nafasnya tinggal satu-satu’

4 November 2012   01:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:00 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin ketika perawat Elza menggantikan botol infuse yang telah habis lalu pergi tinggalkan aku dengan anakku sendirian. Aku terus menatap wajah anankku, hari beranjak malam, ibunya juga telah datang membawakan kami makan malam, ada telur rebus kesukaan anakku yang sudah hari ke tiga ini,sedikitpun tidak di makan, Sisca,ibunya setia menyiapkan pagi, siang dan malam.aku mulai sama dengan anakku,teronggok sepertinya dalam penampungan, sesak rasanya.

Lewati malam dengan sedikit renai gerimis diluar sana,mata sedikitpun enggan terpejam.pagi ini,hari ini, setia memperhatikan wajah,nafas anakku yang mulai satu-satu. Galau,risau,perih,sedih mulai merasuki kalbu akalku.hari ini, pagi menuju siang dan kemudian malam,adalah suatu penantian panjang akan mata anakku untuk sedikit membuka menatapku, akan meronanya senyum anakku padaku.

Ku tetap simpan asaku di langit-langit kamar rumah, tempat kami pernah mesrah berbincang,tawa ria, yang kini mulai tumbuh menjadi ruang yang kosong ,hampa, bisu.ataukah aku harus gali kubur kami berdua dan kemudian kutancapkan dua tonggak kayu . jawabannya hanya ada pada yang empunya kehidupan. Suasana batinkupun mulai haru biru hari ini,sepuluh tahun lalu.

Cerita tanpa ramu, demi menghormati anakku Elan. Semoga Engkau hari ini telah tersenyum ramah disana, tidak seperti sepuluh tahun lalu, ketika Engkau masih disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun