Mohon tunggu...
Ipi Fernandez
Ipi Fernandez Mohon Tunggu... PNS -

syukur adalah cara tepat ketika kita tdk mampu lagi berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

“Bapa, Ma, Ibu, Elan Pergi ya”

5 November 2012   01:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menjerit ketika sakit itu begitu menyiksaku,aku berteriak histeris dalam nada protes pada Allah,ketika derita itu begitu panjang.ditengah usahaku, Betapa salehnya doa-doaku ternyata sia-sia, lantaran besaran doaku ta seimbang dengan beratnya derita anakku.

Aku bernada dalam sakit…. Sakit menatap duka hari ini,sakit menatap duka anakku, dalam derita….derita menyaksikan kafan duka menutup tubuh anakku. Aku lebih baik megarungi kafan yang sama dengan anakku dari pada hidup meniti derita panjang dalam duka,sakit tak terbendung.

.Lemah ragaku,letih jiwaku meneriakan daras-daras doaku, seakan ketidak adilan lebih bersahabat denganku. Masih adakah sisa cinta,tentram damai bagi aku??lara dalam lantunan mengiring luka, duka menyatu dalam rasa sakit dan dukaku membiusku dala keputusan yang bersahabat dalam tanya’masih adakah keadilan dan cinta Tuhanpadaku??

Mestinya aku sudah berlari sekuat mungkin, berlari meninggalkanMu dan mencari tuhan saya sendiri, namun lesu semakin saja menjadi langkah ini terhentak untuk beranjak, suara anakku lembut,halus terdengar”mengapa bapa meninggalkanNya?,lari dariNya?.mengapa bapa hanya mencintai saya? bapa,mencintaiNya tanpa harus menderita tidak mungkin bapa!.” Suara itu semakin halus dan lembut “BAPA, MA IBU, ELAN PERGI YA!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun