Mohon tunggu...
Ipi Fernandez
Ipi Fernandez Mohon Tunggu... PNS -

syukur adalah cara tepat ketika kita tdk mampu lagi berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

'Lirikanmu'

3 Oktober 2012   18:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:18 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika milih judul artikel ini malu ah, masa sih usia ga lagi muda ,walaupun ga mau dikatakan tua, milih yang gituan sih!! Jangan grusa grusu dulu ya, mesti sabar, masuk jauh kedalam dulu baru koment he he he.Gini ya, aku punya kisah nyata, hari ini, kira-kira jam empat tadi soreh, aku menghadiri undangan rapat dikelurahan , acaranya kaitan dengan E-KTP yang kelihatan tersendat, maka inisiatif bu lurah mengundang warganya untuk berembuk mengingatkan bagi yang belum foto juga sidik jari sidik mata.

Nah ditengah pembahasan tiba - tiba saja saya dikejutkan dengan kedipan mata seseorang(namanya kedipan pasti lawan jenis dong)yang selama ini belum saya kenal.Jantung berdegub kencang tapi aku berusaha bersikap wajar,cuek, seolah-olah tidak kenal isyarat kedipan itu(shok suci ah)

'Bagi warga kelurahan yang acuh ta acuh dengan E-KTP dimohon untuk beranjak  pergi dari kelurahan ini' nada lantang bu lurah.sambil memperhatikan , terperangah!!! lagi-lagi kedipan mata itu ditujukan padaku.

Ketika tiba waktu dialog, tangan saya acungkan pertama' Bu Lurah,saya sangat berterima kasih atas program E-KTP ini, karena pengalaman saya soreh ini,jika tangan saja yang di sidik mungkin diam-diam  saya dengan seseorang telah beranjak meninggalkan rapat ini entah kemana, tetapi karena mata juga disidik maka lirikan cuman tinggal lirikan, tidak mungkin berlanjut karena sidik mata sangat menakutkan saya ,mana kala terjadi sesuatu nanti"' he he he saya paham karena saya juga perhatikan ko lirikan mata dari tadi' kata bu lurah. dengan mengendap-endap, janda separuh baya dengan liciknya, sengaja keluh kesakitan perut, bergegas pergi dengan sejuta kenangan walau sejenak karena semua mata memandang saya, saya tidak peduli karena telah mengalahkan lirikan.' "E-KTP" mantapkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun