Mohon tunggu...
Ipi Fernandez
Ipi Fernandez Mohon Tunggu... PNS -

syukur adalah cara tepat ketika kita tdk mampu lagi berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

“Ebu Gogo”

8 Juni 2012   01:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

By : Ipi Fernandez

“Ebu gogo “manusia aneh,berbadan kekar,rambutnya panjang dan keriting,kukunya panjang,badannya hitam pekat,badannya amis karena hampir tidak pernah mandi,kumisnya tebal dan panjang,hidungnya tebal dan bengkok,sehari-hari hidupnya di liang-liang batu sekitar gunung Ebulobo.makanan hariannya adalahyang belum diolah(masih mentah), dan untuk mendapatkannya Ebu gogo setiap hari melalang buana ke kebun-kebun petani sekitar gunung Ebulobo dan dengan segala ketamakan menghabiskan semuabahan makanan yang ditemui di kebun petani seperti padi-padian,ubi-ubian juga hewan piaraan bahkan anak manusiapun tidak luput jadi mangsanya.

Pada suatu ketika Ebu gogo kesuatu kampung menghadiri ritual adat masyarakat setempat yang diiringi tarian budaya Iki Mea dan teke atau melo.pada saat diajak makan Ebu gogo menghabiskan semua hidangan termasuk peralatan hidangan seperti piring,sendok dll

Kapan dan dimana saja Ebu gogo berada selalu saja meresahkan, dan karena ulahnya ini,masyarakat sekitar lalu bersepakat bagaimana menghabiskan Ebu Gogo. Dengan menyuguhkan makanan yang diselipi onggokan ijuk,pada saat Ebu gogo makan dengan lahapnya ,seseorang membakar ijuk yang tengah berada di mulut si pemakan segala ini dan dalam sekejap Ebu Gogo mati karena terbakar dan masyarak bersorak ria merayakan kematian Ebu gogo.

Saat ini kisah Ebu gogo selalu hadir nyata dalam kehidupan kita,manusia Ebu gogo bisa saja memakan aspal,beton,kayu gelondongan,pajak dll.pertanyaannya “mengapa Ebu Gogo” selalu hadir dalam kehidupan nyata kita sekarang ini?

Jumad yang gelisah ,08/06/2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun