By : Ipi Fernandez
Selamat soreh padamu Mbay,
Dimanakah kau sembunyikan kekasihku
Aku mataku yg ta sanggup lagi
Mengenali wajahnya
Sebabtubuhnya ta lagi berbau lumpur
Rumputpun ta lagi menghiasi rambutnya
Ta kala pulang soreh-soreh
Bersawah ladang berkebun
Kenapa di sini ta pernah kutemui lagi
Suara seruling bambu
Yang di tiup lelaki kecil
Sambil berbaring dipungung kerbau yang digembalakannya
Inikah Mbay?
Hanya beginikah Mbay
Debu-debu panas di jalanan
Nampak sepi dari cinta dan kasih sayang
Yang riuh bersiul hanya masalah
Entah tanah, entah kelaparan
Entah juga mesum yang ta lagi malu
Inikah Mbay?
Hanya beginikah Mbay?
Anak-anak ta kutemui lagi telanjang bermain
Di atas pematang berkejaranbasah-basah
Tetapi di dalam ruang warnet duduk berpasangan basah-basah
Walau usia ta pelak sampai
Dewasa tua ta lagi berduduk silah
Entah ruang makan atau serambi samping
Becanda ria tentang hidup, tentang cinta ayah, ibu ,anak sanak
Malah Marapokot layaknya lebih pas
Bersama tembang entah dari mana
Beradu pinggang pingggul dan bla..bla..bla
Dibawah temaram malam warna warni
Dalam kesunyian senja,
Aku cuman diam dalam asa
Sampai kapan terkuak hambatan
Agar segera sampai tujuan
Ku temukan lagi butir-butir cintaku
Yang telah lama hilang
Di sini, di kotaku, Mbay
minggu,15/04/2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H