Mohon tunggu...
Ipet Fitri
Ipet Fitri Mohon Tunggu... lainnya -

- Pensiunan BUMN - S1 - Berkeluarga

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Derita Terpasung di Jalan Raya

8 Agustus 2014   13:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:04 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini peringatan dan kedepan dalam rentang waktu singkat “ Derita Terpasung Di Jalan Raya “ bisa menjadi kenyataan, sebab berdasarkan berbagai berita seputar arus mudik/balik lebaran, telah terjadi kemacetan dimana-mana,menghabiskan waktu berjam-jam dijalan raya, ongkos bertambah dan korban lalu lintas berjatuhan sia-sia dalam jumlah banyak akibat musibah berlalu lintas selama arus mudik dan balik itu.

Jarak tempuh dari Cirebon ke Cikampek menghabiskan waktu sampai 13 jam, kemacetan mengular sejauh 32 km, kecepatan kendaraan hanya 10 sd 20 km perjam, kedisiplinan berlalu lintas yang masih rendah, banyaknya pasar tradisional dan pasar kaget disepanjang jalan raya, kondisi jalan raya yang memprihatinkan, berbagai kecelakaan berlalu lintas, berhenti dan parkir sembarangan dan lainnya, akan selalu berulang dan semangkin sering.

Arus mudik/balik kali ini terparah dibandingkan yang lalu, begitu kesan yang disampaikan para pengendara dengan rupa wajah tegang, stress dan lemas, dan dari tahun ketahun kemacetan ini semakin parah, katanya.

Kemacetan itu telah menjadi persoalan utama disemua kota besar dengan tingkat keparahan setiap tahunnya meningkat, tidak hanya terjadi pada hari-hari tertentu, tetapi hampir setiap waktu, dipedesaan yang sebelumnya jauh dari kemacetan, sekarang juga sudah mulai ikut-ikutan mengalami kemacetan,

Laju pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jalantelah menjadikan jalan raya disesaki oleh berbagai jenis kendaraan, sekarang ini sulit untuk mendapatkan celah yang nyaman dan aman berkendaraan, jalan raya pun telah menjadi medan maut mengintai. Itu terungkap dalam berbagai bentuk spanduk pesan layanan sosial untuk mengingatkan para pengendara agar berhati-hati.

Satu pihak laju pertumbuhan kendaraan itu bisa sebagai pertanda bahwa kehidupan bertambah sejahtera dan makmur, namun dengan kemacetan dimana-dimana, terkesan bahwa pertumbuhan itu tidak dikelola dengan baik, sehingga melahirkan hukum rimba dalam bentuk lain, tidak bisa dipungkuri bahwa yang berlaku dijalan raya sekarang ini adalah main kuat-kuatan. Yang kuat dan besar mengancam yang kecil dan lemah.

Banyak yang mengeluhkan bahwa berbagai bentuk kekacauan ini adalah ulah para politikus yang sering merecoki demi kepentingan, mereka mempermainkan dan mengintervensi berbagai kewenangan yang berujung kepada timbulnya berbagai macam bentuk karut-marut itu, Permasalahan utama jalan raya itu berkisar pada laju pertumbuhan dan perawatan jalan, pertumbuhan kendaraan dan harga bahan bakar minyak, disitu dipertaruhkan sejumlah dana yang besar yang menggoda berbagai pihak untuk berebut. akibatnya kepentingan rakyat untuk nyaman berkendaraan terabaikan.

Pemilu dan Pilres telah berlalu, rakyat berharap ada perubahan perilaku setelah itu, bilamana tidak, maka derita terpasung dijalan raya akan segera menjadi kenyataan.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun