Pengalaman mengikuti shooting Kompasiana TV dalam Hanging Out di udara ternyata sangat mengasyikkan karena pertama undangan yang diberikan saya anggap bukan sembarangan buat saya penulis abal-abal di blog Kompasiana ini. Saya dihubungi sehari sebelumnya oleh Mbak Ella yang menanyakan kesediaan saya untuk berpartisipasi. Saya tanya ada berapa kompasianer , katanya 4 orang. Dan katanya tidak ada artis saat ini, karena temanya menyangkut "peringatan" 30 hari jatuhnya Air Asia. Faktanya saat hari ditayangkan pada 28 January 2015, hitungan Basarnas (Badan Sar Nasional) sudah mencapai 32 hari.
Saya sempat bingung ketika saya tiba di kantor Kompas Gramedia, karena tidak yakin apakah lokasi shooting disini, karena para sekuriti dan orang-orang yang ada di kantor Kompas TV yang berdekatan dengan Kantor Kompas Gramedia mengatakan kalau lokasi shooting Kompas TV di gedung Fx di Jalan Sudirman. Informasi itu saya dapatkan setengah jam hampir batas waktu janjian dengan Mbak Ella yaitu pukul 17:00. Begitu saya hubungi mbak Ella ternyata , alhamdulillah , saya tidak salah.
Kesan saya para petugas Kompas dari pintu depan hingga kedalam, ramah...kalau bisa dibilang malah ramah sekali-penuh senyum dan perhatian sehingga membuat saya "agak tenang" karena banyak kantor media yang tidak seperti itu kebanyakan. Hal ini penting untuk menunjukkan kesan mendalam tanpa harus buat slogan atau promosi dalam melayani masyarakat. Kalau ada istilah you are what you ate (Anda itu produk apa yang anda makan)...bisa jadi Karyawan Kompasiana khususnya dan Kompas umumnya...you are what your performance is (Anda itu citra apa yang ditunjukkan oleh produk Kompas saat ini-reliable media).
Ternyata kantor Kompasiana ada di lantai 6, dan setelah bertemu dengan stafnya (maaf saya lupa namanya) saya dipilihkan ruang untuk mempersiapkan diri. Setelah diberikan arahan oleh pihak Kompas TV yang ada di Gedung FX apa saja yang harus dilakukan selama siaran seperti tidak boleh kelihatan minum/makan dan juga bila mengajukan pertanyaan dengan melambaikan tangan ke arah kamera di laptop. Ini lucu jadi kayak acara uji nyali...kalau takut melambai saja ke kamera....ha ha ha.
Ternyata kompasianer yang hadir ada 4 orang termasuk saya yaitu Mas Wahyu(pengusaha), Mas Rahab (fotografer) dan Mas Popo (kameraman Kompas TV). Setelah diberikan kotak makan malam dan teh manis, dan sholat Maghrib, kita siap on air 30 menit sebelum acara dimulai. Â Mungkin agak aneh rasanya ketika melihat wajah kita di laptop saat acara berlangsung, karena wajah Host, Cindy Sistyarani dan Kepala Basarnas,FX Bambang Sulistyo dan juga bintang tamu, Pak Imam tidak terlihat jelas...karena memang kita tidak disediakan monitor program....but it is still okay karena audio terjaga...tapi tetap aja melihat rekaman video kita "rada delay"...he he he..yang paling jelek lagi pegang hidung...jadi kelihatan jelek...padahal memang sudah jelek ha ha ha.
Topik dan pembahasan masalah Air Asia tidak perlu dibahas disini karena sudah ada di tulisan saya yang terpilih jadi headline (HL) kemarin dengan judul : Air Asia : Low Cost Casualities? Jarang-jarang tulisan jadi headline...biasanya cuma HL cuma singkatanya Hanya Lewat....
Tulisan ini hanya mengungkapkan terima kasih atas kesempatan untuk menyuarakan nasib korban Air Asia yang seharusnya tidak perlu tewas karena laporan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terbaru bahwa pesawat ini dari lepas landas hingga jatuh dipiloti oleh co Pilot yang berkebangsaan Perancis. Benar-benar penerbangan murah ini jadi sangat murah menghargai penumpangnya..sudah no smoking, no water, no safe...dan nggak lebih baik dari bus malam dari Malang/Surabaya ke Jakarta,dimana dua sopir bergantian karena perjalanan hampir 24 jam....yang satu nyopir..yang satu tidur...cuma ini penerbangan 2 jam...yang satu duduk di kiri dan yang lainnya di kanan. Masalahnya kita beli tiket penerbangan tidak hanya ingin murah tapi juga ingin selamat...dan masa sih seperti diungkap media luar...penerbangan ini kok dipegang oleh ko pilot yang kurang berpengalaman? Kalau penerbangan Air France tahun 2009 yang nyebur dari ketinggian 38 ribu kaki karena sang pilot utama sedang istirahat dan pesawat itu dikendalikan oleh dua co pilot, dan begitu pilot utama dipanggil, ternyata sudah terlambat...sedang pesawat Air Asia ini Pilot utamanya ada di cockpit. Â Istilah pesawat Air France ini the Crucial 10 Minutes sedangkan Air Asia ini the Trouble 3 minutes...and ....sayonara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H