Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Program TV dengan Sponsor Tunggal

14 November 2015   16:52 Diperbarui: 14 November 2015   17:08 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Para penyusun program televisi dan para pengiklan rupanya sudah jeli dan peka bahwa pemirsa televisi makin lama makin pandai mengatur waktunya dalam menonton televisi. Setelah terbiasa dengan istilah sebelum commercial break yang biasa diutarakan para presenter dan host baik program berita dan entertainment, serta penggalan segmen untuk memperpanjang suatu scene yaitu berbentuk  “next on” ,saat ini para penonton disuguhi langsung sponsor masuk ke body program sehingga menjadi bagian (in part) dari program tersebut. Apalagi kalau bukan program yang mempunyai sponsor tetap.

Saat ini tidak hanya siaran langsung pertandingan olahraga macam sepakbola, bulu tangkis dan bola basket mempunyai sponsor tetap, tapi juga program drama dan non drama. Program Non drama macam Stand Up Comedy yang sekarang menjadi program unggulan Indosiar ternyata punya sponsor tetap produk kopi Torabika. Iklan di program ini ternyata juga muncul di filler kuisnya dan terbukti jaminan rating dan share juga tinggi.

Berdasarkan laporan rating AC Nielsen minggu ke 44, 01-07 Nov 2015, program Stand Up Comedy Indosiar mempunyai rating dan share 5.0/24.5, sangat tinggi karena hampir seperempat jumlah penonton menonton program ini yang tercatat pada hari Selasa, 03 November 2015. Program yang judul lengkapnya Stand Up Comedy Bersama Torabika ini merupakan program nomor satu di Indosiar dan nomor dua untuk 100 program berating terbaik minggu ini. Program ini hanya kalah dari program sinetron series “Anak Jalanan” (RCTI) yang tayang setiap hari dengan rata-rata rating/share , 6.5/29.0.

Program lain yang menggandeng sponsor ternyata banyak yaitu program Travel/Life Style/Leisure -My Trip My Adventure bersama Pesona Indonesia (Trans TV), TV Magazine- The Project Home & Decor bersama Propan (Trans TV), Tupperware She Can! Enlighten (Trans 7), Black in News (ANTV)  Variety Show- Ratu Dendang bersama Holcim (MNC TV), Religious Preach/Dialog- Mamah dan AA’ bersama Polysilane (Indosiar), Children Talent Search- Lotte Kids Football Club (Trans 7), Entertainment Talent Search-Cantik Indonesia bersama Safe Care(Trans TV).

Program bersponsor lain adalah filler quiz yang menyertai program utamanya, artinya bisa banyak sponsor di setiap jeda programnya contohnys filler quiz yang cukup bagus ratingnya yaitu Kuis Stand Up Comedy bersama Sido Muncul, Kuis Canzu dan Hazal bersama Sarimi, So Nice Berbagi Hadiah, Headline News Entrasol Quick Start dll.  Sayangnya untuk program komplit dengan sponsor tunggalnya hanya Stand Up Comedy bersama Torabika yang masuk 100 besar program tertinggi ratingnya.  Hanya satu program bersponsor tadi masuk 10 besar acara berating tinggi di stasiun televisi penayangnya  yaitu My Trip My Adventure (Trans TV).

Akhirnya muaranya kembali ke pemasang iklan bagaimana efektivitas program mampu menaikkan penjualan dari produk tersebut. Karena bagaimanapun iklan harus mampu menerjemahkan keinginan pemasang dan pemilik produk agar dapat diingat oleh pemirsa dan pembelinya.  Tanpa strategi pemasangan iklan yang  efektif dan efisien, promosi program baik pada program yang berating tinggi pun bisa juga tidak efisien.  Apalagi saat ini musuh besar program televisi adalah sosial media yang dengan mudah dioperasikan lewat gadget handphone-dunia dalam genggaman anda. Fakta saat ini televisi sebenarnya hanyalah salah satu dari bagian kecil dari “perhatian” masyarakat -tinggal bagaimana para kreator televisi menyiasatinya lewat kepandaian dan kreativitas agar masyarakat tetap menyaksikan program yang diproduksi dengan penuh suka cita dan antusias dan muaranya dapat kesempatan mendapatkan rating tinggi. 

"Creative without strategy is called Art. Creative with strategy is called advertising" (Jef I.Richards)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun