Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Kuis TV Kurang Menarik Saat ini?

28 Desember 2016   21:35 Diperbarui: 29 Desember 2016   11:30 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: priceisright

Menyaksikan acara televisi saat ini terutama untuk program kuis dan game show sudah sangat berbeda dengan pengalaman empiris era 1990an dan 2000an. Saat ini acara jenis ini nyaris tidak ada dan sudah bukan program wajib yang harus diproduksi dan ditayangkan. Sejumlah televisi memang mencoba untuk memproduksinya dengan format dan presentasi baru namun kemasan yang dibuat sepertinya pendekatannya ke era masa lalu, jadi terlihat usang dan jadul.

Setelah era Who Wants To Be A Millionaire (WWTBAM) yang menyajikan hadiah megah sebesar Rp.1 milyar bagi pemenangnya, banyak kuis sesudahnya mengekor seperti Chance of A Life Time (COAL), Russian Roulette (RR), Secret Mission dan Deal or No Deal sanggup memaku penonton untuk terus tune in menyaksikan program tersebut. Namun era setelah berkembangnya internet dan Video On Demand (VOD) pergeseran penonton terjadi dimana potential viewers dari kelompok the have (kelas A & B) dan pria dewasa menemukan “mainan” baru yang lebih gress dan menantang yaitu internet.

Kehilangan penonton potensial tentu saja mengurangi pendapatan dari iklan-iklan mewah yang bernilai jual tinggi serta prestige, yang akhirnya pembuat program televisi selanjutnya menyasar ke penonton berkualitas biasa dan rendah. Hasilnya kualitas program kuis dan game show tidak lagi bisa dibandingkan dengan era sebelum internet menjadi gaya hidup baru. Kualitas pertanyaan kuis dan tantangan dalam program game show, semakin lama,  bahkan sebagian penonton menganggap  kesannya “asal” dan imagenya “ancur’.  Sejumlah program masih bertahan seperti ASAL di Trans 7 dan program magang yang disponsori perusahaan ternama, serta Family 100 di ANTV,  namun upaya ini belum bisa mengembalikan jaman keemasan masa-masa itu.

Pada saat itu karena jumlah televisi masih sedikit, katakan lima stasiun tv, saat Indosiar mulai siaran 1995, hingga 2002, persaingan hanya terjadi antara RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan Indosiar. Untuk menaikkan rating, sejumlah program kuis macam Kata Berkait, Piramida, Kontak, Sapu Bersih, Cocok, Tebak Gambar dan lainnya mengundang artis sebagai pemanis, yang menemani kontestan biasa yang sudah diaudisi/dicasting. Maka pada era itu dikenal tiga jenis artis, yaitu artis film/televisi, artis musik dan artis kuis...LOL. Saat ini hampir semua kuis dan game show tidak melibatkan peserta biasa, karena rating rendah; 

Dilihat dari jam tayang, RCTI  pada tahun akhir 1990an dan awal 2000an punya 3 program kuis yang ditayangkan back to back dan stripping setiap harinya, yaitu Kuis Kontak (16:30-17:00), Kuis Kata Berkait ((17:00-17:30) dan Piramida/Piramida Baru (17:30-18:00), belum lagi Tebak Gambar (12:30-13:00), sebagai pengganti Kuis Apa Ini Apa Itu,dengan host  Jeffrey Waworuntu. Wah rame sekali dan variatif programnya, coba bandingkan kondisi saat ini?

Jenis jenis kuis berkualitas sebenarnya diawali oleh Kuis Tak Tik Boom (Ani Sumadi), dengan Host Dede Yusuf, yang menjadi salah satu program gacoan RCTI pada saat on air pertama pada akhir tahun 1980an. Program kuis dan game show merupakan program yang murah karena dalam seharinya bisa diproduksi tiga hingga lima episode, jadi kalau tayangan stripping, cukup shooting lima hari, kebutuhan tayangan satu bulan bisa dipenuhi.

Bayangkan betapa kayanya para host kerja lima hari, dapat gaji sebulan. Karena recording/rekaman, mereka bisa nyambi jadi host di program tv lain di hari yang lain, bahkan masih bisa jadi presenter untuk acara off air lainnya. Nama-nama macam Tantowi Yahya, Nico Siahaan, Roni Sianturi, Ferdi Hasan, David Chalik, Denny Chandra dan lainnya sungguh beruntung saat itu.  

Kembali ke WWTBAM, mengapa tidak bisa diproduksi lagi dengan penonton saat ini, analisa saya, penonton berkualitasnya sudah berkurang, tantangan seperti  50:50 dan Call A Friend, sudah jadul dan kurang menarik lagi, dan kedua kualitas pertanyaan yang makin tinggi, bukan makin membuat penonton betah menonton karena penonton sekarang sudah terbiasa dengan pertanyaan “cetek”, ringan, lucu dan bikin ketawa.

Berikutnya menonton acara televisi dengan keluarga tercinta secara bersama-sama di ruang keluarga hanya bisa bila ditayangkan secara langsung seperti tayangan olah raga misal pertandingan sepak bola, bedanya kalau dulu tanpa memegang gawai, sekarang masing-masing sibuk dengan gawainya, bahkan kalau malas ketemu banyak orang, mendingan nonton sendiri di kamar.

Sejumlah ahli pertelevisian sudah banyak yang menyatakan penonton televisi saat ini makin berkurang, ya betul, tapi mungkin maksudnya yang terpantau oleh perhitungan rating, namun yang menonton lewat gawainya masing-masing kan tidak terpantau?  Nah disinilah program televisi masih punya peluang untuk eksis namun harus bersahabat juga dengan pengguna gawai. Sejumlah televisi sudah memulai dan mempraktekkannya seperti yang dilakukan Net TV pada sejumlah programnya.

Nah para programmer dan produser Kuis dan Game Show saatnya bersahabat dengan penonton televisi generasi baru yang dari sejak lahir hingga saat ini sudah terbiasa dengan dunia digital dan internet. Faktanya memang sulit menangkap penonton jenis ini, karena mereka sendiri sudah mampu buat channel televisi sendiri di  You Tube. Apakah ini ending dari dunia televisi? Ya Dunia televisi saat ini harus banyak diisi oleh kreator kaum muda yang paham apa mau generasinya. Generasi 70,80,90 dan 2000an sudah seharusnya mawas diri sepertinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun