Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warisan Muhammad SAW: Kejujuran

11 November 2019   14:36 Diperbarui: 11 November 2019   15:04 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai muslim dan muslimat yang diwajibkan untuk melakukan sholat lima waktu dimana kita harus membaca Al Fatihah dan ayat ke 4, Maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai Hari Pembalasan) harusnya kita paham apa yang kita baca dan kita ikrarkan kelak akan jadi tanggung jawab kita setelah mati. Artinya kita paham semua ketidak-adilan bila tidak tercapai di dunia, akan kelak ada di akhirat. Mengingat banyak pejabat yang koruptor juga rajin beribadah, pertanyaannya apa yang ada dalam benaknya saat melakukan kejahatan kerah putih ini? Apakah mereka tidak takut? Apakah mereka masih bisa berkilah malaikat masih bisa disuap sehingga bisa minta keringanan? Padahal mereka juga paham, yang sudah mati tidak akan hidup lagi dan bisa menuntut balas seperti cerita fiksi drakula dan kuntilanak.

Sebagai bangsa yang ingin maju seharusnya penegakan hukum harus terus dijalankan bukan dilemahkan dan dilembekkan, karena masalah kejahatan ini belum selesai dan tidak akan selesai bila penguasa dan stake holder pemerintahan saat ini menganggapnya sebagai hal yang lumrah dan sepele. Seperti ucapan "tidak apa apa kok korupsi , sedikit ini" dan "tidak apa apa kok usulan budgetnya lebih besar dari yang dianggarkan, kan nanti direvisi" (kalau nantinya direvisi, kalau tidak?).

Penulis menganggap ajaran agama yang baik, pasal-pasal hukum yang adil dan sistem peradilan modern yang dibuat untuk kepentingan rakyat banyak bila yang menjalankannya mereka yang punya karakter, tabiat dan perilaku sebaliknya, tetap saja masalah korupsi dan ketimpangan penegakan hukum tidak akan tercapai sampai kapanpun. Ibarat kita ingin menyeberangi Samudera dengan kapal yang bagus dan modern , namun karena banyak kebocoran-kebocoran disana sini, pastilah kapal ini diprediksi tidak akan pernah sampai ke pelabuhan berikutnya.

Penting memang menjadi muslim yang Kaffah, Surat Al Baqarah ayat 208: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu."

Sudahkan kejujuran ada dalam DNA kita? Sudahkah kita menjadi pembela si jujur tapi tidak punya teman atau pembela koruptor untuk jadi idola?

Hadits Riwayat Abdullah bin Mas'ud RA :  "Raslullh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allh sebagai pendusta (pembohong).'"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun