Mudah-mudahan sih tidak, tapi itu yang mungkin terjadi saat ini dan seakan jadi buzzwords di kalangan pemerhati media karena adanya rencana PHK alias pemutusan hubungan kerja di stasiun televisi yang belum 10 tahun berdiri ini.
Dibilang mengagetkan jelas karena dua tahun lalu pada peringatan ultah ke 5, Net TV sanggup menghadirkan banyak bintang top luar negeri seperti Hailee Steinfeld dan Craig David dalam suatu konser yang spektakular di Sentul , Bogor.Â
Namun berita terbaru saat ini, sepertinya cerita memilukan tentang stasiun tv ini hanya soal waktu untuk melengkapi kisah inovasi disrupsi yang memakan korban di media entertainment yaitu perkembangan internet dan transformasi digital yang pakemnya memanjakan penonton dengan konsep yang harus tetap menarik, variatif, Â penuh kejutan dan yang terpenting murah dan mudah diakses.
Net TV sebagai stasiun televisi yang baru beroperasi enam atau tujuh tahun lalu ini sangat inovatif dalam mengemas program dengan pendekatan yang sangat menarik, kreatif, gres dan "look urban".
Dan ini sebenarnya modal utama untuk mendapatkan perhatian penonton dan terlihat cukup sukses seperti terlihat dari banyaknya tayangan non drama, documentary, sit-com, variety show, news dan talk show yang cukup menjanjikan.
Ditopang dengan tenaga kreatif dan berpengalaman di pucuk pimpinannya dan dilengkapi karyawan yang kebanyakan fresh graduate atau milineal dengan skills yang telah dilatih dan diarahkan,sebenarnya stasiun televisi ini dianggap akan berkembang dengan cepat dan dinamis seperti tag brandnya, TV Masa Depan.
 Lantas apakah faktor yang membuat banyak stasiun televisi bukan hanya Net TV saja yang sebenarnya bermasalah saat ini?
Menurut penulis ada dua hal yaitu perkembangan teknologi yang memungkinkan orang menonton televisi tidak hanya lewat media teresterial yang waktunya telah ditentukan oleh pengelola televisi namun oleh penonton yang sekarang menjadi subjek setiap tontonan yang ingin ditontonnya.
Hal kedua adalah banyak penonton yang beralih platform objek yang ingin ditontonnya bukan hanya program televisi saja tapi tayangan dengan format lain via media sosial yang memungkinkan penonton bisa menjadi subjek dan bintang dari program video yang diproduksinya sendiri (Youtuber).
Dan yang terpenting lewat media sosial, penonton bisa saling berinteraksi secara cepat dengan waktu yang diinginkan dan dengan partner yang disukainya, peer to peer.
Konsepnya kalau dulu televisi tradisional berlaku sistem one source for all, sekarang dengan adanya media internet konsepnya all for all.