Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Darkest Hour", Blusukan Gaya Winston Churchill

13 Februari 2019   06:25 Diperbarui: 13 Februari 2019   06:29 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya Churchill yakin dengan idenya menyelamatkan pasukan Inggris yang tersisa di Dunkirk lewat kapal penumpang biasa (sipil) yang biasa digunakan untuk mengangkut turis. Keberhasilan yang termasuk beruntung karena perjuangan ini melawan waktu antara berperang atau berunding dengan Hitler, karena bila pilihannya berperang, cerita Dunkirk akan jadi kuburan tewasnya ratusan ribu pasukan Inggris.

Cerita perang pasti akan mencari sisi positif dari pembuatnya dan mengecilkan sisi lain dalam perang tersebut seperti tidak menceritakan mengapa Nazi Jerman tidak menghajar habis tentara Inggris di Dunkirk, padahal kalau mau sangat mudah dilakukan oleh Jerman.  

Film ini lebih tepat disebut film drama perang bukan film perang karena adegan perang tidak ada namun konflik batin antara tokoh-tokoh di dalamnya sungguh rapi, utuh dan terukur digarap sehingga mayoritas adegan adalah close up dan extreme close up. 

Pilihan kata-kata yang pas dan akurat membuat film ini sangat tajam dan bermakna lebih dari adegan perang atau pertempuran sebut saja seperti dalam film macam American Sniper atau Black Hawk Down.

Adegan Churchill di toilet lalu menelpon Presiden AS Franklin Delano Rossevelt terasa menggambarkan kedekatan antara keduanya dan seperti cerminan keseharian kita, yang mencari sejawat yang bisa menolong kesulitan kita saat pesaing dan keadaan menekan dan mendesak kenyamanan dan zona aman kita.

Darkest Hour yang bisa diartikan jam-jam penuh kegelapan dan kegetiran, karena Churchill sebagai pemegang kekuasaan yang baru ada di tampuk pemerintahan harus segera mengambil keputusan krusial berperang atau berdamai dengan Hitler.

Film ini layak ditonton para pemimpin dan calon pemimpin karena beraura positif sebab pesannya agar tetap memberikan inspirasi kepada rakyat walau dalam keadaan terjepit. Dan faktanya memang Churchill diperlukan saat perang, namun saat damai malah Churchill tidak terpilih lagi sebagai Perdana Menteri. Ironis.

"A brilliant man will find a way not to fight a war." (Orang cerdas akan menemukan cara untuk tidak pergi berperang)

Dari Sejumlah Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun