Menyaksikan Film Red Sparrow yang arti dari kata ini  burung gereja berwarna merah seperti menyaksikan tetap berlangsungnya era perang dingin (spionase) antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet pada jaman setelah perang dunia ke dua dan yang sekarang dilanjutkan antara AS melawan Rusia. Walaupun ada beberapa perbedaan dimana Rusia saat ini makin demokratis dan "tidak" komunis melawan AS yang egois namun tetap ingin diakui sebagai negara adi kuasa yang harus tetap diperhitungkan.
Cerita tentang spionase yang dibumbui dengan hadirnya agen rahasia yang cantik tipical Eropa Timur dan Rusia selalu menarik untuk disaksikan karena disitulah sensasinya dimana Hollywood mampu mengeksploitasinya baik dari cerita, presentasi dan karakternya.
Diperankan oleh Jennifer Lawrence (yang juga membintangi film The Hunger Games) yang tampil sensual dan meyakinkan, film  ini menawarkan kombinasi kekerasan yang cenderung kejam dan adegan seks yang jauh dari kesan cinta kasih-semua hanya alat untuk suatu kepentingan.
Diambil dari sebuah novel berjudul yang sama yaitu Red Sparrow karya Jason Matthews pada 2013, disutradarai oleh Francis Lawrence dan skenario oleh Justin Haythe. Film ini mengambil lokasi di Hongaria, Slovakia dan Austria.
Jennifer Lawrence memainkan karakter sebagai seorang balerina bernama Dominika Egorova dimana agar bisa memainkan salah satu adegan balet, Jennifer harus belajar di New York City Ballet. Bintang top lain yang bermain disini adalah Jeremy Irons (pernah bermain dalam film The Man in the Iron Mask, Lion King,Reversal of Fortune) sebagai General Vladimir Andreievich Korchnoi
Film ini termasuk box office namun pengamat mengkategorikannya sebagai  "modest box office" artinya box office biasa saja (raih $46.874.505 di AS), bandingkan dengan pemuncaknya yaitu film Black Panther yang raih $700,059,566 pada tahun 2018.
Sedangkan presentasi film ini oleh kritikus dianggap terlalu banyak gaya yang dilebih-lebihkan dari inti atau core ceritanya (more style than substance). Kalau pendapat penulis wajar saja film itu kan tontotan jadi harus dibuat semenarik mungkin, bukankah gaya dari film itu adalah isi dari film tersebut (form is the content of the movie).Â
Lihat film Raging Bull karya Martin Scorsese, cerita tentang petinju yang bertarung di atas ring-bertinjunya biasa saja, tapi visualisasinya yang hingga sekarang memorable dan dianggap sebagai sebuah salah satu film besar dan legend. Bukankah Movie has to be larger than life bagi pembuat film aliran formalisme?
Diawali dengan melindungi seorang mole (informan asal Rusia) agen AS diincar untuk dikorek keterangannya, namun si agen Nate Nash yang dimainkan oleh Joel Edgerton dipanggil kembali ke AS untuk melindunginya. Nash bersikeras si informan ini yang punya code name , Marble, hanya mau bekerja sama dengannya, alhasil  Nash akhirnya dikirim lagi bukan ke Rusia tapi ke Hongaria untuk melanjutkan kontaknya dengan Marble.
Nama Sparrow dalam film ini adalah sebutan sebuah sekolah milik negara yang merupakan pelatihan para Sparrow atau agen rahasia yang diberikan pendidikan dan pelatihan untuk mengorek keterangan lawan dengan pendekatan seks. Dominika terpaksa harus masuk ke sekolah ini karena dijebak pamannya, Ivan Egorov karena menjadi saksi pembunuhan seorang gangster Rusia yang akan memperkosanya.
Yang menarik dari film ini tetap ada hubungan kedekatan antara Dominika dengan ibunya yang sedang sakit sehingga dia bersedia mengerjakan pekerjaan "kotor" tersebut agar ibunya tetap dijamin kesehatannya oleh negara. Hal lain hubungan persaudaraan Dominika dengan orang yang dianggap Pamannya yang dimainkan oleh Mathias Schoenoerts, yang tak lebih hanya memanfaatkan Dominika.