Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

ICA 2018, Antara Susi, Dangdut, Inggris dan Film Favorit

30 April 2018   22:41 Diperbarui: 3 Mei 2018   13:17 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan Indonesian Choice Awards 2018 (ICA 2018) yang diproduksi dan ditayangkan di Net TV pada Minggu malam, 29 April 2018 memang mengasyikkan. Tayangan yang berdurasi lebih dari empat jam ini memang menghadirkan campuran hiburan buat kalangan muda dan yang berumur, dari yang suka musik pop hingga dangdut dan dari pengumuman pemenang hingga curhat(curahan hati) para host yang honornya dibayarnya “sama” seperti program yang sama pada tahun sebelumnya.

Sebenarnya tidak banyak yang baru dari gelaran program berjudul sama dengan urutan 1.0 hingga 5.0 saat ini yaitu dengan mengkombinasikan penyanyi terkenal dari luar negeri (Amerika Serikat dan Inggris) dan penyanyi domestik yang sedang “happening”,   dance creative, pengumuman pemenang dari nominasi yang diselenggarakan, chit-chat dan gimmick host,  life  achievement awards  dan kejutan adanya musik dangdut lewat Via Vallen.

Program yang terdiri kurang lebih 16 segmen, 15 pembacaan nominasi dan sekitar 23 lagu ini memang memperlihatkan perkembangan Net TV sebagai kanal televisi yang menekankan pada saluran informasi dan hiburan yang berorientasi “positif” kepada pemirsanya. Tayangan panjang dan melelahkan ini langsung ditangani oleh Dirut  PT Net Mediatama Televisi, Wisnutama yang juga ikut menghitung countdown sebagai tanggung jawabnya sebagai seorang director (pengarah acara) ini, terbilang meriah, mewah dan pecah.

Walaupun masih ada “sedikit” problem pada audio saat Craig David bernyanyi dan microphone Sule yang juga sempat tidak berfungsi, kemeriahan acara ini tetap tidak bisa tergantikan karena memang dirancang dan dipersiapkan sejak lama. Kalau bicara lokal memang lebih mudah, namun bagaimana bisa merancang jadwal penyanyi luar macam Hailee Steinfeld yang sedang naik daun dan Craig David yang masih flamboyan tentu tidak mudah, jangan-jangan sudah setahun lalu keduanya sudah dibooking.

Bagi saya mungkin yang agak sedikit “kontroversi” pemenang program televisi terbaik mengapa hanya dari stasiun televisi swasta tertentu yang masuk nominasi. Disamping itu “bobot” programnya juga berbeda misal persaingan antara “On the Spot”, “Stand Up Comedy” , “Hitam Putih”, “My Trip My Adventure” dan “Mata Najwa”. Hal lainnya yang membacakan nominasi dan pemenangnya adalah dari Ketua KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), Yuliandre Darwis, yang seolah “menyiratkan” acara yang berbobot ya seperti pemenangnya, padahal acara sejenis Mata Najwa sudah cukup banyak saat ini di stasiun televisi lain.

Hal yang tak terbantahkan mungkin pemilihan Susi Pudjiastuti sebagai Creative and Innovative Person of the year dan Titik Puspa penerima Life Achievement Award karena keduanya memang menonjol dan pantas menerimanya. 

Persaingan yang ketat justru di Film of the year  karena Dilan 1990, Pengabdi Setan, Warkop Reborn Jangkrik Bos part 2 dan Ayat-Ayat Cinta 2 semuanya sangat bagus dan disukai pemirsa sedangkan pemenang Actor of the year  (Adipati Dolken) dan Actress of the year(Chelsea Islan) memang sedang dalam masa emasnya.

Adanya beberapa muka baru dalam dunia musik memang sangat bagus untuk ditampilkan walaupun belum banyak dikenal masyarakat semacam  Jason Ranti, Nonaria, Ramengvrl and The finest tree. Namun seperti pengakuan Komite Musik yang terdiri dari Adib Hidayat,  Frans Santono, Dhani Pette,Prita Prawiroharjo dan Oppie Andaresta, pemilihan Breakthrough Artis tahun ini yang dimenangkan oleh Fourthwnty, memang dilihat dari kualitas bermusiknya. Pemilihan Male singer of the year yang dimenangkan oleh Rendy Pandugo juga menarik karena dia belum cukup dikenal selain juga Album Music of the year yang dimenangkan Kereta Kencana oleh HIVI. Ketiga hal ini juga jadi semacam oase adanya perkembangan musik Indonesia karena untuk Song of the year ternyata dimenangkan oleh muka lama, yaitu Sheila on 7 dalam lagu Film Favorit.

Durasi empat jam untuk tayangan live memang tidak mudah juga buat penonton agar bisa bertahan di kursinya masing-masing dan terlihat ada semacam kepasifan saat lagu-lagu yang tidak ngebeat dan kurang "melodious" dinyanyikan. Sesuatu yang membuat Hailee dan Craig menyadarinya dan langsung menyanyikan lagu hits mereka  lainnya.Kalau untuk kelas domestik kehadiranTulus, Anji dan Glenn Fredly cukup menyegarkan walaupun lagu-lagunya "mellow".

kompasiana-ica-2018-2-5ae736fb16835f589300f282.png
kompasiana-ica-2018-2-5ae736fb16835f589300f282.png
Via Vallen yang masuk di segmen ke 10 memang kejutan karena dengan adanya musik dan penyanyi dangdut program ICA 2018 ini punya ciri khas Indonesia sehingga bisa mengimbangi literasi dan obrolan Bahasa Inggris yang tidak terlalu perlu mulai saat di Red Carpet Moment. Penyanyi dangdut ini yang juga berduet dengan Boy William yang ngerap memang bisa cepat beradaptasi dan menggoyang panggung dan penonton dengan lagunya "Sayang" yang juga punya lirik berbahasa Jawa.

Gimmick memainkan piano sebelum sang legenda Titik Puspa naik panggung oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, sangat menarik dengan memberikan hints lagu-lagu apa saja yang pernah diciptakan legenda yang sudah berusia 80 tahun ini.  Ini juga mengesankan pejabat boleh jadul usianya, tapi soal memberikan presentasi terasa milineal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun