Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Program TV Lawas tapi Tetap "Happening"

7 April 2018   07:48 Diperbarui: 8 April 2018   11:45 2390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: YouTube GTVid

Pengamatan penulis di beberapa bulan terakhir program televisi nondrama lama dan pernah sukses seperti Uang Kaget, Bedah Rumah, Family 100 dan Komunikata ditayangkan kembali yang tentu dengan pembaruan set, pembawa acara (host) baru, hadiah yang lebih besar jumlahnya, dan stasiun televisi penayang yang baru.

Dilihat dari performanya berdasarkan laporan rating dari tanggal 26 Maret hingga 01 April 2018 program-program ini cukup menjanjikan dan bahkan mampu bersaing dan mengalahkan program lain yang jauh lebih "mahal" ongkos produksinya. Katakan Uang Kaget yang sekarang ditayangkan Global TV (GTV) dan diproduksi secara in-house mempunyai rating dan share rata-rata 2.2 dan 12.8 yang tidak jauh dari program Liga Dangdut Indosiar yang punya rating/share 2.4/14.5. Bahkan di atas sinetron yang dulu jadi andalan RCTI, Tukang Ojek Pengkolan yang punya rating/share 2.05/12.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Setelah itu program Family 100 Indonesia yang sekarang digawangi oleh Omesh juga punya rating/share lumayan yaitu 1.95/8.46 menyusul di peringkat berikutnya. Walaupun program ini ditayangkan back to back dengan Uang Kaget, sayangnya program ini belum bisa terangkat yang seharusnya jadi "gerbong" yang ratingnya diharapkan bisa lebih tinggi. Artinya penonton Family 100 berkurang dibandingkan Uang Kaget atau juga ada faktor lain, karena saat ini jam 18.00 sudah masuk waktu sholat Maghrib jadi penonton rehat dulu setelah diajak lari-lari oleh program Uang Kaget.

Menarik juga melihat persaingan program non drama pada Senin, 26 Maret 2018 menyaksikan performa program lawas ini bersaing dengan program variety show/ajang bakat macam Indonesian Idol 2018 yang ternyata tidak jauh amat perolehan rating dan share-nya. Walaupun kalau dilihat dari ongkos produksi dan jumlah bintang yang hadir di acara yang tetap jadi andalan RCTI ini tidak murah dan selalu menghadirkan "drama" baik komentar juri dan keputusan tereliminasinya peserta yang semula difavoritkan.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Melihat data-data di atas, kita dengan kasat mata bisa menyaksikan program reality show yang "dekat" dengan keseharian masyarakat walaupun tidak jarang dianggap "mengeksploitasi" kemiskinan ala Uang Kaget tetap dianggap sebagai tayangan yang patut ditunggu. Dengan menunjukkan jumlah uang yang harus dihabiskan yang lebih dari Rp 10 juta dan dengan tambahan hadiah uang dari sponsor, penonton merasa "terobati" atas kerinduan mendapatkan uang itu.

Ada semacam "keikutsertaan" penonton dalam acara itu untuk memilih barang apa yang bisa dibelanjakan dengan dibatasi waktu untuk menghabiskannya. Di samping ada juga "doa" dan "syukur" dari pemirsa karena ternyata orang "miskin" yang dipilih jadi pesertanya benar-benar orang-orang yang wajib ditolong.

Sedangkan program kuis Family 100 Indonesia secara format memang sudah kuat seperti hasil survei yang sudah "disepakati" bahwa hasilnya survei yang dilakukan tim yang sudah ada bukan survei dari aneka masyarakat lain yang bisa saja "berbeda" hasilnya. Jadi ada semacam "edukasi" selama ini bahwa surveinya yang penting nggak jauh-jauh amat dari persepsi orang selama ini. Di samping hadirnya host yang baru, hadiah yang lebih besar dan peserta yang lebih menarik (bahkan waktu tayang di ANTV, pesertanya semuanya harus artis).

Sepertinya era kuis lama didaur ulang dengan cara dan presentasi yang baru lagi ngetren. Kalau dipikir daripada buat drama yang terkesan sudah ketahuan hasilnya, penonton lebih senang menonton acara yang berdurasi pendek (didikan dari YouTube) dan hasilnya bukan "settingan". Dan inilah dinamika penonton Indonesia, mereka tidak ingin dibohongi alias dikadali program-program yang asal jadi dan asal tayang.

"Before deciding to retire, stay home for a week and watch the daytime TV shows"
-Bill Copeland

"Sebelum memutuskan untuk pensiun, tinggallah di rumah selama seminggu dan tonton tayangan televisi pada siang hari"
Bill Copeland

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun