Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pembuangan Limbah dan Pemanasan Global

27 Maret 2018   16:00 Diperbarui: 27 Maret 2018   17:04 1844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini yang kita pahami adalah manusia membuang CO2 (karbondioksida) yang berlebihan menimbulkan pemanasan global lewat proses pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Kegiatan menghasilkan listrik, proses produksi pabrik penghasil barang dan transportasi darat, laut dan udara merupakan penyumbang utama gas efek rumah kaca, disamping pembabatan hutan (deforestation) dan kegiatan peternakan.

Namun ada kegiatan lain yang biasa kita lakukan juga disinyalir merupakan sumber penghasil CO2 yang kita tidak butuhkan yaitu proses pembuangan limbah (disposal)yang manusia hasilkan. Sampah keseharian yang kita lihat sehari-hari seperti daun pisang, kaleng softdrink, kertas bekas dan lainnya mempunyai beberapa proses pembuangannya seperti menimbun (landfill), pembakaran (incineration), pemisahan (composting) dan daur ulang (recycling).

Keuntungan landfill adalah kita tidak perlu daerah yang luas untuk membuang limbah, karena dengan menimbunnya, tanah diatasnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya. Namun penelitian menunjukkan banyak hal yang merugikan dengan proses ini karena limbah kimia berbahaya yang ikut tertimbun dapat meracuni tanah dan air dibawahnya dan proses penimbunan ini menghasilkan banyak gas metan (CH4) yang menyumbang pada pemanasan global. 

Metode berikutnya adalah pembakaran (incineration) dimana hasil pembakarannya menghasilkan polutan yang berbahaya bagi pernapasan manusia dan berakibat buruk pada air, tanaman, kehidupan liar dan iklim disamping juga menghasilkan gas efek rumah kacayang menyumbang pemanasan global. Namun untunglah  di sejumlah negara kegiatan pembakaran limbah ini sudah dilakukan di pabrik sehingga polutan yang dihasilkan bisa diminimalkan disamping panas dari proses ini dapat menghasilkan energi/power.

Metode pembuangan sampah selanjutnya adalah lewat pemisahan (composting) limbah  yang telah mengalami pembusukan (decompose) dimana sisa limbah tanaman bisa dijadikan pupuk yang bisa menjadi gizi(nutrient) bagi tanah untuk berkembang lebih subur sehingga tanaman yang ada diatasnya bisa tumbuh lebih cepat. Proses pembuangan ini mengurangi penimbunan sehingga mampu mereduksi jumlah gas metan yang dikirim ke atmosfir. 

Sedangkan metode pembuangan terakhir atau daur ulang(recycling) telah terbukti mampu mengurangi jumlah limbah yang menghasilkan gas efek rumah kaca seperti bekas kaleng softdrink yang bisa dimanfaatkan lagi dimana bahan alumuniumnya untuk menghasilkan produk lain.

"Climate change is the environmental challenge of this generation, and it is imperative that we act before it's too late"-John Delaney (Perubahan iklim adalah tantangan lingkungan dari generasi ini dan kewajiban kita untuk menghadapinya sebelum terlalu terlambat-John Delaney).

Ref : Dari sejumlah sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun