Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cara Kreatif Pengiklan Menyiasati Iklan Rokok

20 Juni 2017   21:54 Diperbarui: 21 Juni 2017   07:56 4127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu beriklan (advertising)? Dalam kamus Bahasa Inggris "advertising is creating messages to tell people about a product or service, and to convince them to buy it". Terjemahan bebasnya beriklan adalah kegiatan menciptakan pesan kepada khalayak tentang sebuah produk atau jasa dan meyakinkan yang ditawarkan untuk membelinya. Produk dari beriklan (advertising) disebut advertisement (iklan) yang kependekannya adalah "ad".  

Untuk meyakinkan (to convince) dan membujuk (to persuade) konsumsennya iklan harus menarik perhatian apalagi iklan rokok saat ini tidak boleh menampilkan sosok yang sedang merokok dan produknya itu sendiri. Lantas bagaimana siasat para kreator ad dalam mengemas iklannya, disitulah kerja kolektif kreatornya yang harus memeras otak dan akhirnya dengan dana yang sangat besar menghasilkan iklan yang menarik perhatian.

Kalau iklan di media cetak disebut dengan advertisement sedangkan di radio dan televisi disebut commercial. Iklan di media cetak melibatkan pemilihan gambar, warna, logo dan slogan, sedangkan di media radio selain musik, sound effects, character and different voices, slogan dan juga jingles. 

Karakter suara dalam iklan radio adalah salah satu penunjang suksesnya sebuah iklan ditambah sound effects yang meyakinkan seperti suara petir atau guntur dan terbukanya atau terkuncinya pintu sanggup menceritakan sebuah cerita. Ditambah dengan jingle atau lagu pendek melodious yang mengangkat nama produk atau perusahaan pembuatnya, membantu mengingatkan pendengar tentang iklan produk tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah di radio, iklan di televisi muncul dan tampil lebih menarik karena berbentuk video dan dapat bergerak sehingga make believe (seperti nyata) bagi penontonnya sehingga temanya dapat dibuat dengan sejumlah pendekatan yang bersifat komedi, sentimentil, spektakuler dan juga misteri. Hal-hal yang teknis lain seperti adegan seperti balap mobil, motor, sirkus dan balon udara adalah pengembangan dari pemahaman pembuat iklan akan target produknya. Apa itu?

Hal yang terpenting adalah menemukan motivasi dari iklan tersebut yang tergambar dari target pembelinya. Kalau kita melihat presentasi dari karakter di gambar dan video pada iklan rokok adalah para anak muda yang didandani secara keren, jantan, kekinian dan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan betapa "hebatnya" mereka yang diasosiasikan dengan produk rokok tersebut. Tampilan mobil super, sepeda motor keren, cewek aduhai, dan mewah seolah jadi pelengkap inilah gambaran target penikmat rokok tersebut.

Kalau anda masih ingat iklan rokok produk Amerika saat itu seorang cowboy yang menghela kudanya, orang pasti masih ingat itu iklan Marlboro. Iklan ini menggambarkan pria mapan, sukses dan terlihat "jantan".  Kalau dipikir-pikir mengapa iklan rokok di negeri ini selama ini justru sebaliknya banyak yang  tidak menggunakan karakter orang yang sudah paruh baya dan bermutu (bermuka tua)? Mungkin pengiklan berpikir kalau penikmatnya sudah tua dan sudah menikah, kebutuhan rokok mungkin bukan yang utama, lagi pula tidak cocok dengan tampilan pria sukses yang digambarkannya di iklan.

Selain itu iklan rokok itu harus "bunyi". Bunyi artinya punya slogan yang bermakna dan ngetrend. Kalau anda ingat dua produk non rokok yang sukses adalah Nike dengan logo mirip check mark yang disebut the swoosh dan Mc Donald dengan logo yang disebut golden arches seperti huruf M berukuran besar; Dan keduanya punya slogan masing-masing "Just do it" dan "I'm lovin it". Kalau di Indonesia masih ingat kan iklan rokok dengan slogan..Enaknya rame-rame, seperti inilah cara memikat perhatian,bahwa produk rokok mereka bisa dinikmatin bersama-sama (Mungkin sakitnya nanti juga rame-rame..hehehe).

Dengan makin ketatnya penayangan iklan rokok di televisi, tidaklah menyurutkan para pengiklan rokok, karena duit promosi rokok kan kata bahasa gaulnya "nggak ada serinya" dan lahirnya sosial media membuat iklan rokok bisa dengan mudah dan murah berpartisipasi karena media internet relatif lebih efisien dan akurat menemukan target pasarnya. Hal ini dikarenakan sistem promosi lewat media sosial (medsos)menggunakan fitur search histories and customer feedback.  

Search histories adalah fitur yang mengundang partisipasi pengguna internet pada website yang dikunjunginya untuk mengetahui seberapa besar mereka menyukai produk tersebut dengan hanya memencet tombol bintang dari produk tersebut untuk menandakan  seberapa besar mereka menyukainya. Sedangkan customer feedback  terjadi karena saat ini pengiklan mampu menampung masukan (feedback) dari pengunjungnya tentang produk yang dijualnya. Cara beriklan seperti ini sangat bermanfaat bagi pengiklan karena tanpa buffer langsung ke penikmat produknya.

Jadi apakah peletakkan tulisan "Rokok berbahaya bagi kesehatan anda" yang tercantum dalam kemasan, gambar dan video iklan itu efektif selama ini? Kalau data mutakhir menunjukkan jumlah perokok makin muda saja usianya serta makin banyak orang terkena gangguan kesehatan yang disebabkan karena rokok, bisa jadi peringatan rokok itu berbahaya itu cuma basa, basi, baso alias nggak ngaruh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun