Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menanti Klimaks Debat Capres!

30 Juni 2014   06:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:13 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404060243509413016

Adu debat Calon Wakil Presiden RI 2014-2019, antara cawapres 1 : Hatta Rajasa melawan cawapres 2 : Jusuf Kalla, malam ini, Minggu 29 Juni 2014,  ternyata lebih "hidup" dan "menarik" bila dibandingkan dengan 3 seri pertama adu debat yang mempertemukan Keduanya dalam Debat Capres & Cawapres (1x) serta Debat Capres (2x).

Mengapa menarik? Karena keduanya pernah menjadi pejabat pemerintahan dan keduanya dibawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.  Keduanya pastilah sudah saling mengenal satu sama lain walaupun levelnya saat itu JK lebih tinggi dari Hatta Rajasa.

Adegan saling bertanya, menjawab dan menanggapi keduanya juga sudah sangat "berkembang" dari debat sebelumnya dimana sebelumnya keduanya di panggung berada dalam jarak yang cukup jauh dan tidak "head to head" visualisasinya.  Tapi debat Cawapres ini secara visual menarik, karena ketika medium shot dan close up, tidak ada halangan pada background keduanya kecuali logo Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berbeda ketika debat Capres terakhir, dimana keduanya  "jarang" terlihat saling memandang dan memperhatikan pertanyaan maupun jawaban pesaingnya.

Hal menarik lainnya keduanya baik Hatta dan JK menguasai materi ini walaupun "terkesan" Hatta lebih "elegan" ketimbang JK dalam memahami permasalahan yang ada. Namun ada satu hal yang sebenarnya jadi point kuat kebijakan ekonomi Prabowo & Hatta dimana ada hampir 50 persen tenaga kerja Indonesia masih lulusan sekolah dasar, namun "jawaban" dari Hatta, tidak mengarahkan ke sektor pertanian dimana tidak ada education barrier disana (tidak ada tuntutan ijazah pendidikan) dan bisa langsung diserap sehingga mengurangi angka pengangguran.  Hatta malah ingin memperbanyak lulusan perguruan tinggi dan "menarik pulang" tenaga kerja terdidik kita dari luar negeri dengan meniru India.

Saling kritik keduanya tentang impor minyak yang semakin besar juga menarik melihat bahwa Hatta mempersiapkan diri untuk menskak-mat Jusuf Kalla saat jadi Wapres 2004-2009, tingkat impornya minyaknya lebih tinggi dibandingkan saat pemerintahan saat ini saat JK mempertanyakannya.

Debat yang menarik dan ditayangkan agak malam karena memberikan kesempatan sholat tarawih dulu ini cukup terganggu dengan pembawa acaranya yang terlihat "kurang paham" dengan segmentasi program televisi yang selama ini "dipakemkan" untuk adu debat selama 6 segmen. Hal ini terjadi ketika pada segmen 6, masih ada jatah sisa pertanyaan yang diajukan masing-masing cawapres, yang seharusnya sudah
"dihabiskan' di segmen 5.  Sepertinya terkesan rehearsal (latihan) host dengan konten yang disiapkan kurang banyak atau waktunya kurang. Sayang sekali!

Mudah-mudahan debat Capres & Cawapres minggu depan, Minggu, 05 July, kita akan mendapatkan tontonan yang lebih berbobot, lebih tajam dan lebih siap. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun